Hari Alzheimer Sedunia, Berikut Ini Fakta-fakta Terkait Penyakit Alzheimer

Anna Maria Anggita - Selasa, 21 September 2021
Memperingati Hari Alzheimer Sedunia, simak fakta mengenai penyakit tersebut berikut ini.
Memperingati Hari Alzheimer Sedunia, simak fakta mengenai penyakit tersebut berikut ini. Makhbubakhon Ismatova

Parapuan.co - Kawan Puan, Selasa, 21 September ini merupakan peringatan Hari Alzheimer Sedunia.

Adanya peringatan Hari Alzheimer Sedunia itu berperan untuk menyadarkan banyak orang agar lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang otak ini.

Oleh sebab itu, bertepatan dengan Hari Alzheimer Sedunia, hendaknya Kawan Puan mengetahui beberapa hal seputar alzheimer.

Baca Juga: Ini 7 Cara Menjaga Kesehatan Rahim untuk Meningkatkan Kesuburan

Apa itu Alzheimer?

Dilansir dari Healthline, penyakit alzheimer merupakan bentuk progresif dari demensia.

Demensia adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya cedera otak atau penyakit yang berdampak negatif pada memori, pemikiran, dan perilaku, sehingga aktivitas sehari-hari jadi terganggu.

Menurut Asosiasi Alzheimer sendiri, penyakit alzheimer itu menyumbang 60 hingga 80 persen kasus demensia.

Di mana kebanyakan orang dengan penyakit otak ini mendapatkan diagnosis setelah berusia 65 tahun.

Adapun fakta-fakta seputar alzheimer yang wajib diketahui oleh Kawan Puan, yakni:

1. Penyakit alzheimer adalah kondisi kronis yang berkelanjutan.

2. Gejalanya muncul secara bertahap dan efeknya pada otak bersifat degeneratif yang artinya menyebabkan penurunan pada fungsi jaringan dan organ pada manusia.

3. Tidak ada obat untuk alzheimer, tetapi dengan pengobatan yang sesuai, maka memperlambat perkembangan penyakit otak ini dan kualitas hidup lebih meningkat.

4. Siapa pun bisa terkena penyakit alzheimer, tetapi ada orang-orang tertentu yang lebih berisiko tinggi, misalnya yang berusia 65 tahun dan mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.

5. Alzheimer dan demensia bukanlah penyakit yang sama. Namun alzheimer adalah salah satu jenis dari demensia.

Baca Juga: 6 Gejala Penyakit Radang Panggul yang Hanya Terjadi pada Perempuan

Faktor risiko penyakit alzheimer

Masih dari sumber yang sama, diungkapkan jika para ahli belum menentukan penyebab tunggal penyakit alzheimer.

Meski begitu ada beberapa faktor risiko yang memengaruhi seseorang menderita penyakit alzheimer, yaitu:

  • Usia, kebanyakan orang yang menderita alzheimer berusia 65 tahun atau lebih
  • Sejarah keluarga, apabila anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit alzheimer, maka kemungkinan bisa diturunkan ke anggota lainnya.
  • Genetika, gen tertentu telah dikaitkan dengan penyakit alzheimer.

Walaupun tidak ada penyebab alzheimer yang dapat diindentifikasi secara pasti, tapi genetika memainkan peran penting.

 

Adapun satu gen yang menarik yakni Apolipoprotein E (APOE), merupakan gen yang dikaitkan dengan timbulnya gejala alzheimer pada orang dewasa yang lebih tua.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gen tersebut adalah dengan melakukan tes darah.

Kawan Puan tak perlu khawatir jika kamu memiliki faktor risiko di atas, karena bukan berarti langsung menderita alzheimer, hanya saja memang lebih meningkatkan risiko.

Sebaliknya, adapun orang yang tidak memiliki gen dan faktor risiko tersebut namun bisa menderita alzheimer.

Baca Juga: Penyakit Seribu Wajah, Kenali Gejala Lupus yang Perlu Diwaspadai

Apa saja gejala penyakit alzheimer?

Orang dengan penyakit alzheimer menunjukkan perilaku dan gejala tertentu yang terus memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini mencakup:

  • Kehilangan ingatan yang memengaruhi kegiatan harian
  • Kesulitan memecahkan masalah
  • Ada masalah dengan setiap ucapan dan tulisan
  • Bingung tentang waktu dan  tempat
  • Sulit menjaga kebersihan diri
  • Perubahan suasana hati dan kepribadian
  • Menarik diri dari teman, keluarga, dan komunitas.

Gejala alzheimer di atas itu tergantung pada tingkat keparahan atau stadium penyakit alzheimer.

Tetapi alangkah baiknya tak ada salahnya untuk memeriksakan kondisi supaya jika memang terdiagnosis alzheimer maka bisa mendapat perawatan sebelum makin memburuk. (*)

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania