Cerita Ruth Marini Jadi Ibu dari Korban Kekerasan Seksual di Film Penyalin Cahaya

Alessandra Langit - Rabu, 15 September 2021
Ruth Marini dalam behind the scene film Penyalin Cahaya
Ruth Marini dalam behind the scene film Penyalin Cahaya Rekata Studio/Kaninga Pictures

Lukman Sardi juga membagikan pandangannya atas peran yang baru ini.

"Karakter ayah Sur bukannya tidak bertanggung jawab pada rumah tangga, tapi dia lupa bahwa seorang anak yang telah menjadi manusia dewasa juga punya harga diri, keinginan, rasa, dan hati," jelas Lukman Sardi.

"Harga diri bukan hanya milik ayah atau milik keluarga, apalagi kalau sudah menyentuh ke ranah pribadi. Ayah Sur tidak punya koneksi erat dengan anaknya," katanya lebih lanjut.

"Dia hanya berpikir bagaimana caranya agar nama baik keluarga dan dia sebagai ayah terjaga tanpa memikirkan perasaan maupun peristiwa yang dialami anaknya," tambahnya.

Dalam hal seni peran, Lukman Sardi dan Ruth Marini sudah tertempa dengan kuat.

Baca Juga: Jadi Pemeran Utama, Shenina Cinnamon Ungkap Karakter Sur di Penyalin Cahaya

Sebelum terjun berakting dalam film, Ruth lebih dulu mengasah kemampuan seni peran dan berkarya di panggung teater selama 15 tahun di Teater Satu Lampung.

Ruth lalu berakting pertama kali dalam film panjang lewat Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 pada 2018, yang membuatnya diganjar nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2018.

Setelah itu, ia bermain dalam film Sebelum Iblis Menjemput (2018), Ratu Ilmu Hitam (2019), dan Asih 2 (2020).

Sementara Lukman Sardi berpengalaman akting sejak kecil melalui film panjang pertamanya Pengemis dan Tukang Becak (1978).

Pada awal era 2000-an, Lukman kembali menyeriusi karier akting dengan bermain film Gie (2004), yang membuatnya langsung dinominasikan sebagai Aktor Pendukung Terbaik FFI 2005. 

Sumber: Rilis Pers Rekata Studio/Kaninga Pictures
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania