Didukung Bantuan Komunitas, Sutradara Perempuan Afghanistan Berhasil Keluar dari Negaranya

Alessandra Langit - Jumat, 27 Agustus 2021
Shahrbanoo Sadat, sutradara perempuan Afghanistan yang berhasil kabur dari negaranya
Shahrbanoo Sadat, sutradara perempuan Afghanistan yang berhasil kabur dari negaranya Cineuropa

Parapuan.co - Sutradara perempuan asal kota Kabul, Shahrbanoo Sadat, telah berhasil keluar dari Afghanistan.

Selama beberapa hari, ia harus menjalani proses yang menegangkan menunggu perjalanan yang aman.

Produser filmnya yang tinggal di Kopenhagen, Katja Adomeit, telah berhasil mendorong komunitas untuk membantunya keluar bersama keluarganya.

"Dengan bantuan pemerintah Prancis dan komunitas film di seluruh dunia, Shahrbanoo Sadat berhasil melewati kerumunan dan pos pemeriksaan Taliban menuju ke bandara," kata Adomeit dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Screen Daily.

"Komunikasi dengan Shahrbanoo Sadat saat ini sulit, tetapi dia telah berada di Abu Dhabi segera naik pesawat ke Eropa," tambahnya.

Sadat terkenal lewat filmnya Wolf And Sheep, yang memenangkan penghargaan utama di Cannes Directors' Fortnight pada tahun 2016.

Baca Juga: Terancam Dibungkam, Sutradara Perempuan Afghanistan Tulis Surat Terbuka

Sadat lahir di Iran dan menghabiskan masa kecilnya di sebuah desa terpencil di Afghanistan tengah.

Dia memiliki ikatan yang kuat dengan Prancis setelah menghadiri lokakarya dokumenter Prancis Ateliers Varan, di mana dia membuat fiksi pertamanya pendek, Vice Versa One.

Dia juga berpartisipasi dalam residensi komunitas Cannes' Cinéfondation Residence di mana dia mengembangkan Wolf And Sheep.

Katja Adomeit kelahiran Jerman, telah bekerja dengan Sadat sejak film debutnya di tahun 2013 Not At Home.

Mereka saat ini berkolaborasi dalam fitur keempat pembuat film Kabul Jan tentang hubungan rahasia antara seorang perempuan dan seorang pria tua yang sudah menikah di kota yang dilanda perang dan kekerasan.

Sadat termasuk di antara puluhan ribu warga Afghanistan yang telah memutuskan untuk melarikan diri dari Afghanistan.

Keputusan itu menyusul kembalinya kekuasaan kelompok garis keras Taliban secara tiba-tiba awal bulan ini setelah penarikan pasukan AS dari negara itu setelah 20 tahun.

Rezim Taliban yang muncul telah berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan serta amnesti bagi mereka yang bekerja melawan mereka, tetapi banyak orang Afghanistan tetap skeptis.

Mereka takut kembali ke rezim yang keras dari masa jabatan terakhir Taliban yang berkuasa di akhir 1990-an, yang membatasi perempuan.

Baca Juga: Malala Yousafzai Desak Para Pemimpin Dunia Lindungi Hak Perempuan Terkait Konflik Afghanistan

Mereka menolak perempuan untuk mengekspresikan diri dengan karya seperti film, hal tersebut yang membuat banyak sutradara dan seniman perempuan ketakutan.

Sebagian besar pembuat film perempuan sekarang berusaha keluar dari negara itu, mengkhawatirkan keselamatan mereka dan keluarga.

Dalam seminggu terakhir, sutradara perempuan Sahraa Karimi yang memohon bantuan lewat media sosial telah berhasil melarikan diri ke Kiev bersama keluarganya dengan bantuan otoritas dan komunitas film Ukraina dan Turki.

Karimi, yang juga kepala Organisasi Film Afghanistan, sekarang sedang berjuang untuk membawa rekan-rekan seniman lainnya ke luar negeri, dengan mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan kehidupan mereka di bawah kekuasaan Taliban.

Sebelumnya, Sadat menyampaikan kepada The Hollywood Reporter bahwa jika selamat, dia akan mendedikasikan karier filmnya untuk Afghanistan.

"Jika saya selamat dari ini dan saya memiliki kesempatan untuk membuat lebih banyak film, saya akan buat film tentang ini semua," kata Sadat.

"Saya merasa seperti sedang menonton ketidakadilan dan sesuatu yang sangat mengerikan, dan saya hanya perlu memasukkannya ke dalam film nanti untuk membagikannya kepada dunia," tutupnya.

Baca Juga: Zarifa Ghafari, Walikota Perempuan di Afghanistan yang Jadi Incaran Militan Taliban

Saat ini komunitas film dari seluruh dunia, terutama dari Eropa, sedang melakukan upaya untuk memastikan semua pekerja seni Afghanistan aman dari serangan dan penangkapan Taliban. (*)

Sumber: The Hollywood Reporter,Screen Daily
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara