Bertahan di Tengah Pandemi, Ini yang Perlu Dilakukan Pebisnis Fashion Menurut Pakar

Citra Narada Putri - Minggu, 22 Agustus 2021
Para pelaku usaha fashion perlu melihat situasi dan perubahan perilaku konsumen.
Para pelaku usaha fashion perlu melihat situasi dan perubahan perilaku konsumen. piotr szulawski | Unsplash

Disampaikan olehnya, bahwa sebelum pandemi orang lebih memerhatikan faktor estetika dalam membeli sebuah produk.

Namun zaman berubah dan kini konsumen apparel lebih mementingkan fungsi daripada faktor estetika semata.

“Konsumen lebih mencari yang fungsional dan nyaman. Comfort is the key,” jelas Franka lagi.

Hal ini juga sejalan seperti yang disampaikan oleh Deri Slyvora, Sales and Marketing Lead (Fashion Category) Tokopedia, bahwa untuk jenis-jenis baju yang diburu di Tokopedia adalah yang lebih fungsional dan mengedepankan kenyamanan.

“Karena selama kita pandemi kita di rumah aja, enggak bisa plesiran atau keluar, jadi orang lebih banyak pakaian yg fungsional dan ready to wear. Style-nya lebih polos, kaus polos, celana pendek, dan lounge wear,” papar Deri.

Baca Juga: Keren! Ini 4 Selebriti Korea yang Punya Bisnis Fashion Sendiri

2. Berkolaborasi

Kendati pun pandemi menjadi tantangan bagi para pelaku usaha fashion, namun Franka melihat bahwa kesempatan bagi pelaku bisnis mode masih cukup besar.

“Ada yang bertahan, ada yang hampir menyerah. Maka dari itu kita harus terus bergerak, berinovasi dan berkolaborasi,” jelas Franka.

Berkolaborasi dengan pihak yang memiliki visi misi yang sama akan membantu mengembangkan para pelaku usaha lebih cepat dan kuat.

Pasalnya di kondisi menantang seperti saat ini, dukungan banyak orang dibutuhkan agar bisnis kita bisa semakin kuat.

“Tapi memang sekarang collaboration is everything. Maka carilah kolaborasi dimana bukan hanya merilis inovasi bersama, tapi juga saling menguatkan,” jelasnya lagi.