Alami Burnout, Nakes Jangan Malu Akui Diri Sedang Tak Baik-baik Saja

Sarah D. Ekaputri - Minggu, 22 Agustus 2021
Nakes jangan malu akui jika kondisi sedang tak baik-baik saja.
Nakes jangan malu akui jika kondisi sedang tak baik-baik saja. Tempura

Gejala burnout yang dialami oleh nakes umumnya dapat berupa keletihan emosi, mengalami sinisme atau kehilangan empati, dan merasa kurang percaya diri.

Padahal untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan, empati dan optimisme menjadi sikap yang paling dibutuhkan sebagai seorang nakes.

Namun, nakes tetaplah seorang manusia yang dapat merasa lelah dan stres.

Ditengah-tengah penanggulangan pandemi, di mana beban kerja nakes bertambah dan hampir tak ada waktu untuk beristirahat, dr. Catur mengungkapkan jika burnout dianggap sebagai cara untuk berhenti sejenak dan beristirahat.

Sayangnya, banyak nakes yang denial atau menyangkal stres yang dirasakannya.

Baca Juga: Kemenkes Prioritaskan Vaksin Booster untuk Nakes, Perlukah Semua Orang Mendapatkan Booster?

"Ada nggak, sih, yang masih berpikir bahwa kerapuhan, stres, dan burnout, itu sebuah kelemahan kita? Itu bukan sebuah kebanggaan juga, tapi itu adalah sesuatu yang wajar terjadi,” ujar dr. Catur.

Pada webinar tersebut, dr. Catur singgung soal fenomena compassion fatigue yang sering terjadi pada nakes saat alami burnout.

Secara harfiah compassion fatigue dapat diartikan sebagai rasa lelah dalam memberikan empati.

Hal ini disebabkan oleh trauma atau kesedihan dari orang lain yang masuk atau diserap dalam diri nakes.

Misalnya saja saat menyaksikan seseorang kehilangan anggota keluarganya akibat Covid-19.

Kesedihan ini dapat diserap karena terpaan pada peristiwa yang sama secara terus-menerus.