Kemenkes Ungkap TBC di Indonesia Sangat Tinggi, Berikut Upaya Menanggulanginya

Anna Maria Anggita - Jumat, 13 Agustus 2021
Upaya pemerintah dalam menanggulangi Tuberkolusis di tengah pandemi Covid-19
Upaya pemerintah dalam menanggulangi Tuberkolusis di tengah pandemi Covid-19 ThitareeSarmkasat

Parapuan.co - Kawan Puan, penyakit tuberkolusis (TBC) di Indonesia tergolong sangat tinggi.

Setiap tahun diperkirakan 845 ribu orang Indonesia jatuh akibat Mycobacterium tubercolusis alias kuman penyebab TBC.

Namun, berdasarkan data oleh Kementerian Kesehatan pada 2019, hanya 67 persen atau 569.987 kasus yang ternotifikasi di 2019.

Ditambah lagi, pandemi global Covid-19 menjadi tantangan baru dalam upaya elminasi TBC dan Tuberkolusis Resisten Obat (TBC RO) di Indonesia pada tahun 2030 nanti.

Baca Juga: Bicara Soal Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Hal yang Perlu Ibu Jelaskan pada Anak Soal Menstruasi

Mengetahui hal tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI pada acara Peluncuran TOSS TBC Virtual Run and Ride 2021 dalam Sosialisasi Gerakan Ayo TOSS TBC, Kamis (12/08/2021) pun buka suara.

Dokter Siti Nadia mengungkapkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga kesinambungan upaya eliminasi TBC dan TBC RO dalam pandemi Covid-19.

"Untuk mewujudkan target eliminasi TBC pada tahun 2030, masyarakat utamanya generasi muda dan kelompok usia produktif, serta dunia industri, dapat berperan besar lewat partisipasi aktif," ujarnya.

Menurut dr. Siti Nadia, hal ini perlu dilaksanakan dalam mendukung pencegahan penularan penyakit, penemuan kasus, deteksi dini, dan pendampingan pengobatan bagi pasien TBC.

Di sisi lain, Kawan Puan juga harus tahu bahwa TBC berada di peringkat 10 besar penyakit penyerta pasien Covid-19.

Oleh karena itu, selama pandemi Covid-19, keberlangsungan pelayanan TBC dan TBC RO harus terus diupayakan dan tidak boleh diabaikan karena risiko pasien resisten obat dan dapat menularkan kepada sekitarnya.

Baca Juga: Remaja Makin Berisiko Mengalami Diabetes Tipe 2, Ini Faktor Penyebabnya!

Hal lain yang perlu Kawan Puan pahami juga bahwa TBC bisa menyerang segala elemen dan umur masyarakat.

Begitu pun dengan generasi muda yang merupakan salah satu kelompok berisiko terserang TBC dan TBC RO.

Belajar dari hal tersebut, maka penting adanya edukasi melekat sejak dini untuk menciptakan pemahaman agar masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mereka.

Mulai dari mengenali TBC dan TBC RO, melakukan deteksi dini, dan menuntaskan pengobatan sampai sembuh.

Berdasarkan hal inilah, maka pemerintah menfokuskan kampanye sosialisasi Tuberkolusis tahun 2021 ini pada generasi muda.

Di mana khalayak muda yang menjadi sasaran utama berada pada rentang usia 18-35 tahun dan adapun khalayak sekunder pada usia di bawah 18 tahun.

Kampanye yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan sekaligus PT Johnson-Johnson Indonesia ini yaitu gerakan Ayo TOSS TBC (Temukan Tuberkolusis, Obati Sampai Sembuh).

Baca Juga: Waspada! Keringat dan 5 Penyebab Munculnya Jerawat pada Kemaluan

Mengetahui adanya gerakan ini, Najwa Shihab pun mendukung upaya pemerintah, di mana ia memaparkan bahwa rangkaian kampanye Ayo TOSS TBC 2021 merupakan momentum untuk menyatukan tekad bersama dalam mewujudkan Indonesia sehat dan menciptakan semangat memperjuangkan kesehatan Indonesia.

"Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC & TBC RO memerlukan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda yang dapat mendorong gerakan ini menjadi lebih efektif dan luas cakupannya. Mari bersama eliminasi TBC dan lawan Covid-19 untuk membangun bangsa sehat dan berprestasi," ujar Najwa. (*)

Penulis:
Editor: Linda Fitria

Anak Perempuan Usia Remaja Rentan Terserang Lupus, Ini Penjelasan Dokter