Inilah 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui Saat Pandemi yang Wajib Diketahui Ibu dan Nakes

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 12 Agustus 2021
10 langkah Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui Saat Pandemi
10 langkah Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui Saat Pandemi isayildiz

Parapuan.co - Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama lebih dari setahun telah menjadi momok bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini juga dirasakan oleh kalangan ibu menyusui.

Tak jarang keraguan dan ketakutan akibat ketidakpastian di masa pandemi ini menyerang mental ibu menyusui di Indonesia.

Terlebih lagi dengan maraknya hoax yang beredar di dunia maya, serta kurangnya pengetahuan ibu tentang tata laksana menyusui di masa pandemi Covid-19.

Keraguan ibu menyusui diperparah oleh masih terbatasnya pemahaman di kalangan tenaga kesehatan, atau Nakes dalam menjawab berbagai pertanyaan dari ibu.

Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021, Ini Cara Mendukung Ibu Menyusui saat Vaksin Covid-19

Menanggapi hal ini, Halo DKT, sebagai layanan customer care dan telemedicine kesehatan reproduksi terbesar di Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Busui & Nakes Wajib Tahu : Kupas Tuntas Menyusui di Masa Pandemi" pada Kamis (12/8/2021).

Webinar ini diisi oleh edukasi dari pakar-pakar di bidangnya, yakni dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA, IBCLC., FABM, Dokter Spesialis anak & Founder Sentra Laktasi Indonesia.

Acara ini dihadiri pula oleh Bidan Laurensia Lawintono, selaku pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Melalui webinar ini, Halo DKT bermaksud untuk mengedukasi masyarakat Indonesia, sekaligus para nakes mengenai tata laksana menyusui pada masa pandemi Covid-19.

Manfaat pemberian ASI pada bayi sendiri telah ramai dibahas dan disosialisasikan pada masyarakat melalui berbagai kesempatan.

Adapun beberapa di antaranya dipaparkan oleh dr. Erna Mulati. M.Sc (CMFM), selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI yang membuka kegiatan webinar ini.

Menurut dr. Erna, beberapa diantara manfaat ASI bagi anak adalah untuk memberikan imunitas dan perlindungan saluran cerna, prevensi alergi, memengaruhi perkembangan motorik dan sel otak, pertumbuhan otot anak.

Lanjut dr. Erna, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan cakupan ASI eksklusif untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang dilahirkan.

Tentunya hal ini merupakan topik yang sangat krusial bagi nakes, terutama bidan, dan ibu menyusui sendirinya.

Baca Juga: Menteri PPPA Imbau Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Tak Ragu Vaksin Covid-19

Ditemui dalam webinar Halo DKT, dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA, IBCLC., FABM menjelaskan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui saat pandemi berdasarkan yang dapat mendukung proses ibu dalam menyusui di sarana kesehatan.

Lebih lengkapnya, 10 langkah tersebut mencakup:

1. Kebijakan faskes untuk mendukung Ibu menyusui. Fasilitas Kesehatan (faskes) wajib memberikan dukungan pada ibu untuk menyusui dengan tidak mempromosikan pengganti ASI, seperti susu formula, botol dot maupun empeng.

2. Pentingnya peningkatan kompetensi di kalangan nakes dengan melatih staf faskes agar kompeten untuk mendukung Ibu menyusui.

3. Perlunya diskusi antara ibu hamil dan keluarga bersama nakes tentang pentingnya manajemen menyusui.

4. Memfasilitasi kontak kulit dini antara Ibu dan bayi selama minimal 1 jam, serta mendorong Ibu untuk memulai menyusui dini segera setelah melahirkan pada usia bayi kurang dari 1 jam.

Hal ini gunanya tak lain adalah untuk meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dengan bayi.

Selain itu, kontak kulit dengan bayi juga dilakukan untuk menjaga suhu tubuh bayi.

5. Dukung Ibu untuk memulai menyusui dini dan mempertahankan menyusui dan mengatasi masalah menyusui yang umum.

Dijelaskan oleh Bidan Laurensia Lawintono, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat merangsang produksi oksitosin pada ibu, sehingga hal ini dapat mengurangi rasa stres serta nyeri, dan membuat ibu lebih tenang pascamelahirkan.

Baca Juga: Tenang Menyusui Kala Pandemi, Dokter Berikan Saran Ini Saat Beri

6. Berikan bayi ASI saja tanpa diikuti tambahan makanan atau minuman lain kecuali atas indikasi medis.

7. Memungkinkan Ibu dan bayi tetap dirawat bersama selama 24 jam setelah melahirkan.

8. Dukung Ibu mengenali dan merespon apabila bayi menunjukkan tanda lapar.

9. Nakes memberi konseling pada ibu tentang penggunaan, bahaya dan resiko pemberian botol, dot dan kompeng pada bayi.

10. Melakukan "Care after discharge”.

Nakes hendaknya berkoordinasi saat ibu pulang terkait kemana dan dimana ibu bisa mendapat bantuan dukungan menyusui saat sudah dirumah.

“Menyusui adalah salah satu investasi terbaik untuk kelangsungan hidup dan meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial serta ekonomi individu dan bangsa,” ungkap Bidan Laurensia Lawintono.

Nah, Kawan Puan yang merupakan Ibu menyusui dan nakes perlu memerhatikan 10 langkah ini demi tercapainya keberhasilan menyusui selama pandemi.

(*)

Sumber: Siaran Pers
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya