Remaja Makin Berisiko Mengalami Diabetes Tipe 2, Ini Faktor Penyebabnya!

Sarah D. Ekaputri - Kamis, 12 Agustus 2021
Remaja makin berisiko terkena penyakit diabetemelitus tipe 2
Remaja makin berisiko terkena penyakit diabetemelitus tipe 2 Anetta_R

Parapuan.co - Diabetes merupakan penyakit metabolik kronis.

Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan kerusakan pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, hingga saraf.

Dilansir dari laman resmi Kemenkes, diabetes terjadi ketika hormon insulin yang ada pada tubuh tidak dapat menyerap gula hasil penguraian karbohidat dari makanan yang dikonsumsi.

Akibatnya, tubuh tidak dapat mengubah gula tersebut menjadi energi, dan terjadi lah penumpukan gula dalam darah.

Diabetes sendiri memiliki dua jenis, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Baca Juga: Tak Perlu Memusuhi Gula, Ini Takaran Konsumsi Manis Harian yang Ideal

Indonesia menempati urutan ke-6 dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.

Data yang dikutip dari laman Siloam Hospital ini menyebutkan setidaknya ada 10,3 juta pasien diabetes per tahun 2017 di Indonesia.

Serta, angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 16,7 juta pasien pada tahun 2045.

Diabetes tipe 2, umumnya identik sebagai penyakit yang dialami oleh orang dewasa dan lanjut usia.

Namun, siapa sangka, di era modern ini, remaja pun rentan akan risiko diabetes tipe 2.

Remaja yang mengalami diabetes akan lebih rentan pula mengalami penyakit-penyakit kardiovaskular atau penyakit koroner yang dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Melansir Mayo Clinic, diabetes tipe 2 melitus di kalangan remaja di pengaruhi banyak faktor.

Pertama, diabetes dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis kelamin.

Banyak kasus diabetes melitus tipe 2 di awali di masa remaja.

Bahkan, remaja perempuan disebut-sebut lebih berisiko mengalami diabetes melitus tipe 2 jika dibandingkan dengan remaja laki-laki.

Baca Juga: Tren Jajan Manis Tingkatkan Risiko Diabetes pada Remaja, Bagaimana Mencegahnya?

Kedua, faktor ini juga dipengaruhi oleh riwayat keluarga.

Remaja yang memiliki orang tua atau saudara dengan diabetes pun rentan mengalami penyakit yang sama.

Sehingga, dapat dikatakan diabetes melitus tipe 2 pada anak-anak bisa jadi merupakan penyakit keturunan.

Faktor ketiga yang paling memengaruhi fenomena diabetes tipe 2 di kalangan remaja tak lain adalah faktor berat badan.

Banyaknya remaja yang mengalami obesitas semakin meningkatkan risiko diabetes pada remaja.

Semakin tinggi kadar lemak tubuh, terutama di bagian perut, maka akan lebih memungkinkan bagi tubuh untuk menjadi rentan terhadap insulin.

Faktor ini, lebih kurang dipengaruhi pula oleh gaya hidup dan diet yang tidak sehat pada remaja.

Terlebih, beragamnya jajanan populer saat ini yang mengandung gula tambahan dalam jumlah yang banyak.

Keempat, remaja yang kurang aktif lebih rentan terhadap penyakit gula ini.

Dewasa ini, remaja cenderung lebih banyak mennghabiskan waktu di depan gawai, sehingga mereka tak cukup melakukan aktivitas fisik.

Padahal, aktivitas fisik dapat membantu mengontrol berat badan anak.

Dengan melakukan aktivitas fisik, remaja akan menggunakan gula sebagai energi, sehingga sel-sel tubuh akan menjadi lebih responsif terhadap insulin.

Aktivitas fisik pun tak harus dengan lekakukan olahraga yang berat.

Remaja dapat memperbanyak aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel atau mencuci piring.

Kegiatan ini sekaligus dapat mengajarkan remaja rasa tanggung jawab.

Faktor kelima adalah berat badan saat lahir dan diabetes gestasional.

Ternyata, bayi yang lahir dengan bobot rendah dan ibu yang mengalami diabetes gestasional, atau diabetes pada masa kehamilan, berpotensi menurunkan diabetes tipe 2 pada baik anak maupun ibunya.

Baca Juga: Sering Merasakan Kesemutan Ternyata Salah Satu Gejala Diabetes

Sehingga, bila remaja mengalami diabetes tipe 2, kemungkinan ini disebabkan oleh ibu yang mengalami diabetes pada masa kehamilannya.

Keenam, anak yang lahir secara prematur, atau lahir kurang dari 39 hingga 42 minggu kehamilan, berisiko lebih tinggi mengalami diabetes melitus tipe 2.

Terakhir, diabetes pada remaja dapat dipengaruhi pula oleh ras dan etnis.

Walaupun penyebabnya masih belum jelas, akan tetapi, diabetes melitus tipe 2 lebih sering diderita oleh orang berkulit hitam, Hispanik, India Amerika dan Asia Amerika.

Tingginya risiko diabetes melitus tipe 2 di kalangan anak dan remaja membuat orang tua harus semakin waspada dalam mengawasi nutrisi dan gaya hidup remaja.

Memastikan remaja mendapatkan nutrisi dan energi yang cukup, serta mendapat aktivitas yang cukup sangat penting demi menghindari remaja dari risiko diabetes melitus tipe 2 maupaun diabetes melitus tipe 1.

(*)

 

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Bronkitis Kronis Viral di TikTok, Ini Hal Penting yang Harus Diketahui