Menurut Psikolog, Ini 5 Alasan Orang Ragu untuk Pergi ke Psikolog

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 2 Agustus 2021
ilustrasi pulihkan kesehatan mental
ilustrasi pulihkan kesehatan mental foto: freepik.com

Stigma sosial dalam masyarakat

Sejak lama, masyarakat Indonesia menganggap gangguan jiwa sebagai sesuatu yang tabu.

Kebanyakan dari mereka tidak ingin menjadi bahan pembicaraan orang lain sebagai seseorang dengan perilaku yang menyimpang dari norma sosial.

Psikolog dari aplikasi konseling online Riliv, Della Nova Nusantara, M.Psi., mengatakan bahwa sesungguhnya hal ini bukan lah hal yang tabu.

“Gangguan kesehatan mental itu bukanlah hal yang tabu, bukan pula aib, sama seperti saat fisik kita kalau sedang terluka, capek, kadang butuh istirahat, butuh treatment yang tepat sesuai dengan kebutuhannya saat itu mungkin istirahat mungkin olahraga. Begitu juga dengan kesehatan mental diperlukan treatment yang tepat untuk menjaga kesehatannya,” terang Della Nova Nusantara.

Meski mulai berkurang di kalangan milenial dan Gen Z, stigma sosial masih dapat ditemukan, karena melepaskan pemikiran kolektif yang telah tertanam sejak lama itu bukan merupakan hal yang mudah.

Baca Juga: Baik untuk Tubuh, Ini 5 Makanan yang Kaya dengan Antioksidan

Kurangnya pemahaman kesehatan mental

Otomatis, anggapan bahwa gangguan mental itu tabu menandakan kesadaran orang Indonesia yang masih rendah tentang kesehatan mental.

Biasanya, hal ini ditunjukkan dengan orang-orang yang menyepelekan gangguan mental, karena tidak bisa dilihat secara gamblang layaknya penyakit fisik.

Kenyataannya, penyakit mental dan fisik sama-sama menimbulkan rasa sakit kepada penderitanya.

Bahkan, dalam beberapa kasus, penyakit mental lebih mungkin untuk mengancam nyawa seseorang.