Awas! Punya Banyak Media Sosial Bisa Meningkatkan Risiko Kebocoran Data, Lindungi dengan Cara Ini

Rizka Rachmania - Minggu, 25 Juli 2021
Ilustrasi perempuan melakukan pemetaan risiko untuk melindungi data dari kebocoran.
Ilustrasi perempuan melakukan pemetaan risiko untuk melindungi data dari kebocoran. oatawa

Parapuan.co - Punya banyak media sosial ternyata meningkatkan risiko kebocoran data lho, Kawan Puan.

Sebab tidak dimungkiri bahwa semakin banyak akun dan informasi tentang kita yang diunggah ke internet, maka data tersebut riskan diakses dan disalahgunakan pihak tak bertanggung jawab.

Apalagi buat Kawan Puan yang punya banyak akun di satu media sosial. Contohnya punya tiga akun di Instagram, dua akun di Twitter, profil di Tinder, dan semacamnya.

Baca Juga: Viral Kebocoran Data, Simak Cara Cek Data Pribadi Bocor atau Tidak!

Tentu hal tersebut meningkatkan risiko kebocoran dan penyalahgunaan.

Lalu bagaimana cara melindungi informasi pribadi kita dari risiko kebocoran data?

Salah satu yang paling mudah adalah dengan melakukan manajemen tubuh digital baik fisik dan non-fisik.

Tubuh digital fisik adalah perangkat digital yang menyimpan data pribadi kita. Contohnya adalah laptop, komputer, flashdisk, handphone, dan sejenisnya.

Sementara itu, tubuh digital non-fisik adalah akun digital kita di media sosial, data digital, Google Drive, email, cloud storage, dan sebagainya.

Kita perlu tahu tubuh digital fisik dan non-fisik apa yang menyimpan data kita kemudian melakukan pengamanan data misalnya dengan two step verification, two factor authentication, lock akun, memasang password, dan sejenisnya.

Kita pun perlu membatasi orang yang punya akses terhadap tubuh digital fisik dan non-fisik kita.

Pasalnya kita tidak pernah tahu bahwa orang yang kita berikan akses ke data pribadi akan dengan sengaja atau tidak sengaja membocorkan dan menyalahgunakan informasi tersebut.

Setelah itu, kita perlu melakukan pemetaan risiko. Pemetaan risiko menurut Ellen Kusuma dari SAFENet adalah cara kita mengorganisir dan memanajemen seluruh data pribadi digital kita yang berada di internet.

Ellen memberikan delapan langkah pemetaan risiko untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan data kita bocor serta bagaimana cara melindunginya.

Berikut delapan langkah pemetaan risiko itu:

1. Menghitung jumlah akun digital yang kita punya, baik itu media sosial, email, cloud storage, Google Drive, dan sejenisnya.

2. Mencoba untuk Google nama sendiri. Cari tahu apa yang muncul ketika Kawan Puan mengetikkan nama sendiri di Google. Kalau ada muncul informasi pribadi, contohnya nomor telepon, maka artinya data pribadimu sudah bocor dan perlu diamankan.

3. Membedakan nomor handphone dan alamat email untuk urusan pekerjaan dan pribadi. Tujuannya agar nomor dan alamat email pribadi ini tidak gampang tersebar dan diakses oleh banyak orang secara bebas.

4. Memasang two factor authentication/2FA pada akun digital untuk meningkatkan sistem keamanan. Jika ada orang yang berusaha masuk ke akunmu, maka kamu akan mendapat pemberitahuan dan bisa segera ambil tindakan.

5. Mengecek pengaturan privasi pada akun digital lama dan konten lama di media sosial. Tujuannya adalah agar orang lain tidak dengan bebas mengakses dan menyalahgunakan konten lama yang kamu unggah di media sosial.

6. Pikirkan untuk deaktivasi atau menghapus akun yang sudah tidak pernah digunakan. Hapus akun ini bukan dengan menghapus aplikasinya pada ponsel, namun menghapus atau deaktivasi akun pada media sosial maupun aplikasi tersebut.

Baca Juga: Marak KBGO di Media Sosial, Jangan Asal Berikan Data Pribadi Ini ke Orang Lain!

7. Cek apakah email yang kamu gunakan baik itu pribadi maupun pekerjaan pernah mengalami kebocoran data. Caranya dengan menggunakan website https://haveibeenpwned.com/ atau https://monitor.firefox.com/.

8. Melakukan detoks digital melalui https://datadetoxkit.org/en/home.

Setelah melakukan pemetaan risiko, kini Kawan Puan tahu data atau akun mana yang berisiko mengalami kebocoran data.

Kamu pun bisa segera mengambil langkah untuk melindungi privasi dan informasi pribadi dari data digital yang ada di internet.

Kalau sudah aman semua, tidak ada data yang bocor, Ellen Kusuma menyarankan kita untuk melakukan perlindungan data pribadi secara rutin.

Hal-hal yang perlu Kawan Puan lakukan untuk melindungi data ini antara lain adalah:

1. Hindari mengumbar data pribadi sensitif.

2. Cek dan hapus jejak digital dari masa lalu, apalagi kalau sudah tidak relevan dengan level aman dan nyaman.

3. Sesuaikan pengaturan keamanan dan privasi dari tiap akun digital.

4. Aktifkan autentikasi 2 faktor atau 2 factor authentication (2FA).

5. Ganti password yang kuat dan berbeda tiap akun.

Baca Juga: Jangan Sampai Bocor! Ini 5 Tips Melindungi Data Pribadi di Internet

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania