Penjelasan Dokter Tentang Dosis ke-3 Vaksin Covid-19 Bagi Nakes

Anna Maria Anggita - Senin, 19 Juli 2021
Ilustrasi vaksin Covid-19 dosis ketiga
Ilustrasi vaksin Covid-19 dosis ketiga ozdigital

Parapuan.co - Kawan Puan, pandemi Covid-19 yang tak kunjung turun mengakibatkan banyak sekali kematian, tak terkecuali dengan tenaga kesehatan (nakes).

Dilansir dari laman resmi LaporCovid-19 melalui siaran pers yang dirilis pada Jumat (09/07/2021), kematian pada nakes karena Covid-19 semakin meningkat.

Adapun total jumlah kematian tenaga kesehatan yang tercatat oleh LaporCovid-19 per 9 Juli pukul 14.00 WIB yakni 1.183 tenaga kesehatan.

Baca Juga: Bisakah Vaksin Covid-19 Memengaruhi Menstruasi ? Ini Penjelasan Dokter

Dikarenakan kasus kematian nakes semakin banyak, akhirnya diputuskan agar para nakes diberi vaksin dosis ketiga.

Mengetahui hal tersebut, dr. RA Adaninggar PN, SpPD turut memaparkan hal yang sama.

Menurut dr. Adaninggar, perlu atau tidaknya booster ketiga harus dilihat secara pasti soal  perlindungan dari vaksin sendiri.

"Nah ini kan masalahnya kita nggak punya data pasti perihal perlindungannya, kita hanya lihat karena kasusnya tinggi nakes itu jadinya terpapar juga banyak, jadi risiko dia kena lagi, dan risiko kena gejala berat juga tinggi. Jadi memang pertimbangan untuk dilakukan booster ketiga untuk nakes ini karena paparannya itu sangat tinggi gitu," jelas dr. Adaninggar saat dihubungi PARAPUAN pada Sabtu (17/07/2021).

Baca Juga: Sedang Isolasi Mandiri karena Covid-19? Perhatikan Beberapa Hal Ini

Selaku dokter spesialis penyakit dalam, dr. Adaninggar juga menjelaskan bahwa vaksin Sinovac yang diberikan bukan berarti tidak melindungi.

Hal ini dikarenakan ada beberapa alasan, pertama vaksin Sinovac sejak awal tidak ada janji atau kliam yang bisa mencegah penularan.

"Yang kedua vaksin sendiri itu kalau kita pakai di suatu negara atau suatu area yang kasusnya masih tinggi itu dia tidak akan efektif untuk mencegah penularan, tapi dia akan efektif untuk mengurangi gejala berat," jelasnya.

Sumber: Laporcovid19
Penulis:
Editor: Linda Fitria