Kampanyekan Body Positivity, Pinterest Batasi Iklan Produk Pelangsing

Rizka Rachmania - Rabu, 14 Juli 2021
Pinterest batasi iklan produk pelangsing untuk kampanyekan body positivity
Pinterest batasi iklan produk pelangsing untuk kampanyekan body positivity LeoPatrizi

Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu termasuk salah satu pengguna Pinterest?

Kalau iya, maka pastinya kamu tahu dong, bahwa Pinterest adalah layanan berbagi gambar dan media sosial online tempat dimana kita bisa mengunduh berbagai macam grafis sesuai kebutuhan?

Nah, baru-baru ini Pinterest telah meluncurkan kebijakan baru terkait iklan yang muncul di website-nya.

Kebijakan baru terkait iklan itu bertujuan untuk mengkampanyekan body positivity di dalam platform-nya.

Baca Juga: 3 Anggapan Salah Kaprah Soal Body Positivity yang Beredar Luas

Pinterest ingin platform-nya ramah pengguna dengan menampilkan iklan yang minim menunjukkan image tubuh kurus, langsing, dan putih.

Sebab pada dasarnya setiap tubuh itu diciptakan unik dan tidak bisa disamaratakan langsing, kurus, atau ramping.

Kampanye body positivity sendiri adalah tentang menerima dan mencintai bentuk tubuh kita, namun dengan tetap menjaga kesehatannya dengan makan dan olahraga sehat, tanpa harus mengikuti standar seperti harus langsing dan putih.

Jadi kalau memang tubuh kamu tidak langsing, ramping, atau kurus, itu tidak masalah.

Asal, kamu tetap merawat dan menjaga kesehatannya, itu sudah lebih dari cukup daripada sekadar diet demi mengikuti imej tubuh ideal yang banyak beredar.

Bermula dari temuan National Eating Disorders Association atau NEDA bahwa sejak pandemi dimulai tahun lalu, terjadi peningkatan tajam dalam kebiasaan atau pola makan tidak sehat dan gangguan makan pada generasi muda.

Dari temuan NEDA itu, Pinterest kemudian merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa banyak orang merasa lebih tertekan ketika akan kembali ke lingkungan sosial untuk pertama kalinya dalam 15 bulan.

Kemudian pada 1 Juli 2021, Pinterest mengumumkan akan memperbarui kebijakan iklannya dengan melarang seluruh iklan yang mengandung bahasa dan gambar tentang penurunan berat badan.

Kebijakan iklan baru Pinterest ini selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan panduan NEDA, Kawan Puan.

Lalu, konten iklan seperti apa yang akan dibatasi oleh Pinterest dalam rangka mendukung body positivity?

Melansir dari ABC 7, berikut konten iklan yang akan dibatasi oleh Pinterest.

Konten iklan yang dibatasi tayang di Pinterest

Pinterest mengklaim bahwa kebijakan iklan baru mereka akan menjadikan perusahaan itu satu-satunya platform yang melarang semua iklan penurunan berat badan.

Perusahaan mengatakan bahwa kebijakan iklan barunya merupakan perpanjangan dari kebijakan yang melarang adanya iklan produk penurunan berat badan yang berbahaya.

Baca Juga: Dukung Body Positivity, Pemerintah Norwegia Larang Influencer Mengedit Foto

Berdasarkan kebijakan baru Pinterest, hal-hal berikut dalam iklan akan dilarang:

1. Bahasa atau image penurunan berat badan apapun.

2. Testimoni terkait penurunan berat badan atau produk pelangsing.

3. Bahasa dan image apapun yang mengidealkan atau merendahkan bentuk tubuh tertentu.

4. Referensi Body Mass Index (BMI) atau Indeks massa tubuh.

5. Produk apapun yang mengklaim penurunan berat badan melalui sesuatu yang dipakaikan atau dioleskan ke kulit.

Sebelumnya, Pinterest juga telah melarang penayangan iklan yang mengajak untuk menurunkan berat badan agar memiliki bobot ideal.

Konten iklan tersebut antara lain adalah:

1. Pil penurun berat badan atau penekan nafsu makan, suplemen, dan produk serupa.

2. Gambar tubuh sebelum dan sesudah penurunan berat badan.

3. Prosedur penurunan berat badan misalnya sedot lemak atau pembakaran lemak.

4. Mempermalukan citra tubuh, seperti gambar atau bahasa yang mengolok-olok dan mendiskreditkan tipe atau penampilan tubuh tertentu.

5. Klaim tentang hasil kosmetik yang tidak realistis.

Baca Juga: Jangan Serang Balik, Ini Cara Menghadapi Teman yang Suka Body Shaming

Di samping itu, Pinterest juga mengajak orang lain di industri untuk melakukan hal sama dan mengakui bahwa tidak ada yang namanya 'satu ukuran untuk semua.' (*)

Sumber: ABC 7
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania