Ada Panic Buying, Ini 3 Penyebab Lonjakan Belanja di Tengah Pandemi

Arintha Widya - Senin, 5 Juli 2021
Ilustrasi belanja di masa pandemi
Ilustrasi belanja di masa pandemi freepik.com

Dengan daring, orang tidak harus berkerumun dan berinteraksi, ataupun keluar dari rumah.

Hal ini menimbulkan lonjakan angka belanja daring, yang juga membuat persaingan E-commerce semakin ketat.

3. Perubahan perilaku

Kedua hal di atas berkaitan dengan adanya perubahan perilaku dari sebagian besar masyarakat.

Seperti diketahui, pandemi membuat sebagian orang memilih belanja daring dari rumah.

Hal ini membuat perilaku pebisnis atau pemilik usaha juga ikut berubah, menyesuaikan dengan perubahan konsumen.

Mereka tentu perlu beralih berjualan daring, yang lama-lama akan menjadi kebiasaan baru, bahkan setelah pandemi berakhir.

Baik penjual maupun konsumen akan disinyalir akan lebih memilih bertransaksi daring karena lebih mudah dan murah.

Stacy Thomson, wakil direktur e-bisnis Scrum50 menerangkan, faktor-faktor di atas bisa bertahan lama lantaran adanya new normal.

Baca Juga: Kenali 3 Tipe Orang yang Kecanduan Belanja Online, Kamu yang Mana?

"Pandemi atau tidak, sebagian besar merk akan selalu memiliki persentase penjualan yang berasal dari ritel," kata Stacy Thomson.

"Perubahan perilaku telah menciptakan lonjakan model bisnis baru seperti kit, layanan berlangganan, dan pengalaman online," ungkapnya.

Kawan Puan sendiri bagaimana? Apakah kamu termasuk orang yang melakukan panic buying di masa pandemi seperti sekarang? (*)