Awas! Komentar tentang Tubuh Ini Tidak Baik Dikatakan Saat Ketemu Pertama Kali

Ericha Fernanda - Selasa, 29 Juni 2021
Bahay komentar tentang tubuh
Bahay komentar tentang tubuh freepik

Kamu tidak tahu perjuangan mereka

Melansir Refinery29, komentar yang seolah-olah bersifat pujian dapat memunculkan perasaan tidak nyaman, malu, bersalah, atau sedih.

Perasaan itu muncul pada seseorang yang mengalami kenaikan atau penurunan berat badan akibat penyakit, stres, kesedihan, atau tanpa alasan tertentu.

"Banyak orang mungkin sudah bergumul tentang hubungan dengan tubuhnya yang tidak kamu sadari, jadi ketika kamu memusatkan perhatian pada tubuh mereka setelah lama tidak bertemu," ucap Pei-Han Cheng.

"Setelah semua orang mencoba yang terbaik untuk bertahan melalui tahun yang sangat menantang, (komentar negatif) pasti bisa terasa sangat mengganggu dan bisa menjadi pemicu bagi orang-orang,” ucapnya melanjutkan.

Mengomentari berat badan orang menekankan pada sesuatu yang pada dasarnya tidak penting, dan itu mungkin akan lebih berbahaya daripada baik.

“Kamu benar-benar harus fokus pada dampak komentar pada penerima. Sebab, kamu tidak tahu jenis rintangan apa yang mungkin dimiliki orang itu dalam hubungannya dengan tubuh mereka,” katanya.

Seperti diketahui bersama, stres dan masalah kesehatan mental telah meningkat selama pandemi, jadi tidak perlu lagi lah, menambah kecemasan dalam hal penampilan mereka.

Pilih diskusi yang bermanfaat

Untungnya, ada begitu banyak hal indah lainnya yang dapat kamu fokuskan dan bicarakan saat ini.

Kamu bertemu dengan orang-orang yang sudah lama tidak ditemui, dan berbicara tentang apa yang sama-sama dilakukan untuk melewati masa sulit ini.

Pilih sesuatu yang bisa kalian lakukan untuk benar-benar terhubung kembali dengan kehidupan lama dan hubunganmu.

"Hal-hal itu membawa lebih banyak nilai dan substansi pada percakapan kalian daripada berfokus pada berat badan atau berfokus pada berapa banyak berat badan yang kamu turunkan," tutur Pei.

Baca Juga: Karena Pandemi Covid-19 Banyak Orang Mengalami Cave Syndrome, Apa Itu?

(*)

Sumber: Refinery29
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania