Selena Gomez Bagikan Pengalaman Dialectical Behavior Therapy, Apa Itu?

Firdhayanti - Jumat, 25 Juni 2021
Selena Gomez
Selena Gomez instagram.com/selenagomez

Parapuan.co - Baru-baru ini, penyanyi Selena Gomez menceritakan hidupnya. 

Dalam wawancaranya bersama Vogue, ia menceritakan tentang terapi untuk kesehatan mental yang ia jalani.

“Saya pernah mempelajari DBT, yaitu Dialectical Behavior Therapy," kata Selena Gomez dalam Vogue Australia ketika ditanya mengenai kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Baca Juga: Cerita Selena Gomez dalam Menerima Perubahan Bentuk Tubuhnya

Pada April 2020 lalu, Selena Gomez didiagnosis mengalami gangguan bipolar setelah berdiskusi dengan dokter di Rumah Sakit McLean, Amerika Serikat. 

Memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya, pelantun "Lose You To Love Me" tersebut menceritakan pengalamannya dalam menjalani pengobatan gangguan kejiwaannya tersebut. 

"Aku telah mengunjungi empat pusat perawatan. Aku pikir dalam kesehatan mental, aku tidak pernah mengerti stigma sampai aku pergi ke pusat perawatan pertamaku, karena itu bertahun-tahun yang lalu. Tapi kemudian ada sebuah foto yang keluar, dan sangat liar untuk melihat betapa kejamnya mereka," katanya. 

Baca Juga: Intip Perubahan Fashion Selena Gomez, Mulai dari Feminin hingga Modern

Ia pun menceritakan stigma yang ia dapat tentang dirinya, terutama tentang perkataan media kepadanya, seperti 'bintang cilik' hingga 'menggunakan narkoba'.  

"Saya melihat semua perubahan itu, perlahan tapi pasti, karena sekarang, jika ada media yang mengolok-olok saya, merekalah yang terlihat buruk karena kami tidak mentolerir itu lagi," kata artis yang populer lewat Disney Channel. 

Dalam wawancara tersebut, pemilik kosmetik Rare Beauty ini juga menekankan bahwa merawat kesehatan mental merupakan sebuah proses jangka panjang. 

Ia mengatakan untuk tidak melupakan masalah mental yang terjadi pada diri kita melainkan untuk mengatasinya hari demi hari.

"Ini sebenarnya praktik sehari-hari," katanya. 

Dengan menjadikannya seperti itu, ia beranggapan bahwa dia dapat mengatasi masalah mental yang ada jika itu mengganggu dirinya. 

"Dan seperti yang aku katakan, aku juga pergi ke terapi. Kamu dapat menemukan cara untuk hidup di dalamnya. Tetapi begitu kamu memahaminya, rasa takut untuk mengakui bahwa kamu memiliki sesuatu akan hilang,” kata Selena. 

Baca Juga: Selena Gomez Siap Luncurkan Rare Beauty hingga ke Asia, Indonesia Kapan?

Apa Itu Terapi Perilaku Dialektika? 

Menurut American Psychological Association, ini gabungan antara terapi sikap, kognitif, serta pusat perhatian. 

Terapi ini bertujuan untuk membantu individu untuk menerima kenyataan hidup dan perilakunya serta membantu untuk mengubah hidupnya, termasuk perilaku disfungsional. 

Terapi Perilaku Dialektika ini biasa digunakan oleh psikolog untuk orang yang memiliki gangguan makan, gangguan stres pascatrauma (PSTD), serta gangguan bipolar seperti yang diderita oleh Selena Gomez. 

Baca Juga: Menangkan Starlight Awards, Selena Gomez Tampil Beda dengan Rambut Barunya

Melansir Webmd, istilah dialektis berasal dari gagasan bahwa menyatukan dua hal yang berlawanan dalam terapi, yakni penerimaan dan perubahan dapat membawa hasil yang lebih baik.

Aspek unik dari terapi ini adalah fokusnya pada penerimaan pengalaman pasien sebagai cara bagi terapis untuk meyakinkan mereka.

Tak hanya membuat pasien menerima pengalaman mereka, terapi perilaku dialektika juga dapat menyeimbangkan yang diperlukan untuk mengubah perilaku negatif pada pasien. 

Terdapat tiga teknik umum dalam melakukan terapi perilaku dialektis, yakni secara individu, kelompok, atau melalui telepon. 

Melansir Very Well Mind, terapi ini dikembangkan pada akhir 1980-an oleh Dr. Marsha Linehan dan rekannya ketika mereka menemukan bahwa terapi perilaku kognitif saja tidak bekerja sebaik yang diharapkan pada pasien dengan bipolar.

Baca Juga: Ingin Jadi Perempuan yang Kuat Mental? Kata Pakar, Hindari 13 Kebiasaan Buruk Ini

Kemudian, Marsha dan timnya menambahkan teknik lain dan mengembangkan perawatan untuk memenuhi terapi sebagai kebutuhan individu jika diperlukan.

Jika kamu ingin melakukan terapi ini, kamu dapat mengonsultasikannya terlebih dahulu pada profesional. 

Nantinya, profesional akan mengevaluasi gejala, riwayat pengobatan, dan tujuan terapi untuk melihat apakah terapi ini cocok untukmu atau tidak. (*)

 

Sumber: WebMD,Vogue,Very Well Mind
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Kenali Tanda-Tanda Kecanduan Stres seperti yang Viral di TikTok