Didominasi Laki-laki, Angka Perempuan di Ranah CleanTech Masih Rendah

Vregina Voneria Palis - Kamis, 24 Juni 2021
Angka perempuan yang bekerja di ranah greentech atau cleantech masih rendah.
Angka perempuan yang bekerja di ranah greentech atau cleantech masih rendah. People photo created by tirachardz

 

Parapuan.co - Kawan Puan, cleantech atau yang juga dikenal dengan istilah greentech merupakan cabang teknologi dan bisnis yang bergerak pada penyediaan energi bersih, serta produk dan layanan yang ramah lingkungan.

Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini isu kelestarian lingkungan menjadi permasalahan yang banyak diperhatikan baik oleh orang awam maupun pemerintah.

Kesadaran orang akan pentingnya kelestarian lingkungan semakin bertambah, tidak heran investasi pada sektor cleantech atau greentech ini terus meningkat belakangan ini.

Baca Juga: Antisipasi Konflik, Begini Cara Jaga Komunikasi dan Interaksi dalam Bekerja

Melansir dari situs Forbes, berdasarkan laporan tahunan Tech Nation tahun 2021, investasi dan pendanaan dalam sektor cleantech atau greentech ini meningkat sebesar sembilan kali lipat dari 2014-2019.

Kabar baik memang, banyak investor yang mendukung sektor cleantech atau greentech ini untuk mewujudkan dunia yang rendah polusi dan ramah lingkungan.

Lalu, apa masalahnya?

Yang menjadi permasalahan adalah masih minimnya angka perempuan yang berkontribusi pada industri cleantech atau greentech ini, Kawan Puan.

Bidang cleantech atau greentech yang ada saat ini masih didominasi oleh laki-laki.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Virtual Meeting Menggunakan Audio Lebih Produktif, Apa Alasannya?

"Greentech adalah bidang kerja yang orientasinya adalah STEM, hal ini menjadi penghalang para perempuan yang tidak berasal dari bidang STEM untuk masuk (ranah kerja greentech)," kata Susannah McLintock, Direktur Investasi dari Sustainable Ventures.

Kawan Puan, ranah STEM (Science, Technology, Engineering,Mathematics) memang masih banyak didominasi oleh laki-laki.

Sehingga tidak heran jika masih sedikit perempuan yang masuk ke dalam industri greentech karena memang bidang tersebut berorientasi pada STEM.

Menurut data AAUW, perempuan hanya mengisi sekitar 28% angkatan kerja dibidang STEM ini.

Nah, untuk meningkatkan kesadaran akan peluang kerja perempuan dalam ranah cleantech atau greentech ini sebuah acara diadakan di London bulan ini, Kawan Puan.

Acara tersebut adalah London Climate Action Week 2021, yang akan diadakan pada tanggal 26 Juni 2021 hingga 4 Juli 2021.

London Climate Action Week 2021 ini bertujuan untuk mendorong para perempuan untuk berani bekerja di sektor cleantech atau greentech, baik sebagai entrepreneur maupun investor.

Kenapa perempuan harus masuk ke sektor cleantech atau greentech ini?

Pentingkah keseimbangan gender dalam suatu bidang pekerjaan?

Jawabannya penting, Kawan Puan.

Baca Juga: Saran Psikolog agar Hubungan Personal dan Profesional Tipe Pengabdi Seimbang

"Dari sudut pandang bisnis, keragaman itu penting. Bukti menunjukkan bahwa tim dengan anggota beragam (laki-laki dan perempuan yang seimbang) mengungguli tim yang tidak beragam," kata Susannah.

Menurut  Susannah dengan adanya keseimbangan gender ini, sebuah bisnis dapat berjalan dengan dua lensa atau sudut pandang, yakni lensa laki-laki dan perempuan.

Dengan demikian bisnis dapat berkembang dengan baik karena memiliki "mata" lebih banyak untuk melihat kesempatan yang mungkin terlewat. (*)

Sumber: Forbes,AAUW
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh