Studi Terbaru Ungkap Banyak Orang Lebih Gila Kerja Selama Pandemi Covid-19, Apa Alasannya?

Tentry Yudvi Dian Utami - Minggu, 20 Juni 2021
Ilustrasi perempuan bekerja dan berkarier
Ilustrasi perempuan bekerja dan berkarier AsiaVision

Parapuan.co  - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa sejak pandemi Covid-19 banyak orang lebih gila kerja.

Melansir Forbes, penelitian tersebut diungkapkan lewat The 2021 MyPerfectResume, yang mengumpulkan data dari 1012 professional.

Dari hasil studi tersebut, ditemukan fakta bahwa 82 persen mereka mengakui masih bekerja saat liburan, 75 persen tetap bekerja saat cuti hamil, 70 persen masih menjawab klien saat liburan, 42 persen mengambil waktu libur untuk bekerja.

Padahal, harusnya liburan memberikan kita waktu libur dan rileks dari bekerja, tapi sedihnya, hanya 35 persen orang yang tidak setuju dengan pendapat ‘saya merasa harus tahu apa yang terjadi dengan pekerjaan ketika liburan’.

Hanya 21 persen yang tidak percaya dengan pendapat, ‘saya sedikit merasa cemas bila saya bisa mengambil pekerjaan di waktu libur’.

Lalu, kenapa ya, kita susah untuk disconnect?

Baca Juga: Syarat Mudah, Ini Lowongan Kerja Kementerian PUPR bulan Juni 2021

Whitney Casares, M.D., M.P.H., F.A.A.P., penulis The Working Mom Blueprint: Winning at Parenting Without Losing Yourself, mengatakan bahwa banyak orang tidak bisa lepas pekerjaan lantaran merasa rileks untuk beberapa jam atau bermain dengan anak merupakan hal berbeda dari kehidupan normal —biasanya bekerja.

Sementara untuk pengusaha, mereka jauh susah untuk melepas pekerjaan, terutama ketika banyak karyawan yang masih baru.

Masalah serupa juga dihadapi perempuan yang mana kita selalu jadi orang supersibuk. 

Dalam kehidupan normal, tak hanya bekerja, kita juga mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengurusi anak, dan beragam kebutuhan di rumah.

“Semakin mereka menyempurnakan seni mengeksekusi secara terus-menerus, semakin lelah dan stres mereka, dan semakin banyak kelelahan pribadi dan profesional yang mereka hadapi,” ujarnya.

Tak hanya itu, perempuan merasa sulit untuk melepaskan pekerjaan.

Sebab, kita terbiasa menjadi people pleaser yang membuat banyak orang bergantung dengan kita.