Parapuan.co - Kawan Puan, sebagai seorang manusia, setiap perempuan itu punya ciri khas masing-masing, misalnya seperti bentuk tubuh yang tidak bisa disamaratakan.
Namun terkadang, tak dapat dipungkiri, kita sering terpancing untuk membanding-bandingkan diri dengan sesama perempuan lain.
Lalu, seandainya kita mengikuti gaya hidup dengan segala meal plan yang sama seperti perempuan lain dan hasil yang didapatkan tidak sama, bisa berujung dengan kekecewaan.
Hal ini pun bisa membuat kita menyalahkan diri sendiri.
Melihat kasus seperti di atas, Ikha Khristina Aninditya, S.Gz, ahli gizi, turut angkat bicara dari kacamata gizi.
Baca Juga: Mengalami Keputihan yang Tidak Normal? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Menurutnya kalau sudah bisa tentang pola makan, gaya hidup, dan kalori, setiap orang itu berbeda dan tidak bisa disamakan.
"Sebab, tiap orang dengan tipikal tubuh yang berbeda, dengan aktivitas yang berbeda, jelas perhitungan kalorinya akan berbeda," jelas Ikha pada PARAPUAN, Kamis (17/06/2021).
Bahkan menurutnya, untuk orang-orang yang berat badan sama tapi kadar lemaknya berbeda, maka perencanaan meal plan juga beda.
Jadi prinsipnya, perhitungan kalori tetap disesuaikan dengan individu masing-masing.
"Tetapi dari kalori itu akan kita pecah nih, ada yang sumbernya lebih banyak protein, ada yang sumbernya lebih banyak dari karbo, nah itu tergantung dari proporsi tubuh dan aktivitas sehari-hari," paparnya.
Lalu bagaimana pola makan yang disarankan?
"Jadi kalau pagi itu kan saya lebih mengarahkan ke protein sama sayur dan buah yang punya banyak vitamin dan mineralnya," ujarnya.
Selanjutnya, kalau sudah ada banyak karbohidrat di pagi hari, berarti otomatis yang malam karbohidrat dikurangi.
Atau misalnya kalau pagi belum ada karbohidrat, lalu di ganti malam hari.
"Enggak usah terlalu strict kaya enggak usah karbo lah atau ngilangin lemak sama sekali lah. Karena sebetulnya ngilangin lemak sama protein itu harus dipertimbangkan karena mereka punya fungsinya masing-masing," tegasnya.
Jadi intinya adalah mau apapun menu makanannya itu tidak masalah, karena makanan itu sifatnya individual.
Baca Juga: Bisa Turunkan Performa Kerja, Ini Dampak Buruk Overthinking
Agar lebih jelas, Ikha pun mengambil contoh tentang pasiennya sendiri yang datang dan berkonsultasi untuk pengaturan berat badan.
"Misalnya kalau perempuan itu penampilan dan berat badan itu nomor satu kan, biasanya saya akan tanya dulu, kebiasaan makannya seperti apa. Karena saya enggak akan mungkin mengubah jam biologis," tambahnya.
Selaku ahli gizi, ia mengaku akan mencoba menata pola makannya dari kebiasaan yang sudah ada pada pasien.
"Lalu kalau saat diamati ada yang salah, misalnya ada kebiasaan makan pagi itu jam sembilan, itu enggak masalah. Tapi itu otomatis kalau jam makan malamnya akan saya majukan, supaya tidak terlalu malam, soalnya kalau malam kan kemungkinan aktivitasnya dia lebih rendah dibanding pagi hari," jelasnya.
Begitu pun kalau aktivitas seseorang lebih banyak di siang hari, maka kalori yang diatur pun akan berbeda.
Contoh lain yakni kalau ada perempuan yang aktif di sore hari, misalnya sehabis pulang kerja lanjut gym, maka kalori yang paling banyak dibutuhkan saat sore.
"Jadi, dari hal tersebut, bisa disimpulkan kalau mencukupi kebutuhan kalori itu tidak bisa disamaratakan, karena setiap perempuan itu berbeda," tegas Ikha.
Baca Juga: Tetap Sarapan Sehat Meski Dikejar Waktu, Ini Rekomendasi Ahli Gizi
Tubuh perempuan itu unik
Di sisi lain, Ikha berpendapat kalau tubuh perempuan itu sungguh unik.
"Satu karena perempuan itu gudang lemaknya lebih banyak daripada gudang ototnya, dan perempuan itu juga menjaga mulai dari penampilan fisiknya dia, apalagi kalau pekerjaannya itu dituntut pelayanan yang harus mengutamakan fisiknya," tambahnya.
Lalu yang kedua secara hormonal, perempuan itu juga lebih banyak perubahan-perubahan hormonnya.
"Kemudian secara psikisnya, emosinya, itu kan dia gampang mood-mood-an, nah ketiga hal itu akan mempengaruhi pemilihan makanan yang juga berpengaruh pada hormonnya dia, mood-nya dia gitu," tutupnya.
Nah Kawan Puan, jadi dengan penjelasan di atas, kita jadi paham ya, kalau kebutuhan setiap perempuan itu berbeda.
Boleh lo, mengikuti gaya hidup orang lain, tapi jangan lupa juga untuk menyesuaikan dengan diri kita sendiri. (*)