Sering Tak Disadari, Gaslighting Juga Bisa Terjadi di Dunia Kerja

Vregina Voneria Palis - Kamis, 17 Juni 2021
Gaslighting di Dunia Kerja
Gaslighting di Dunia Kerja Coffee photo created by tirachardz

Parapuan.co - Kawan Puan pernah mendengar istilah gaslighting? Tindakan ini ternyata juga bisa terjadi di dunia kerja, lho. 

Gaslighting memang lebih sering kita dengar dalam konteks hubungan pasangan. Tetapi lebih dari itu, gaslighting ternyata juga dapat terjadi antara karyawan dengan bos atau sesama rekan kerja.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gaslighting?

Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosi; pelaku bekerja memanipulasi korbannya dengan cara membalikkan ucapan agar korban mempertanyakan kembali tindakannya.

Pelaku gaslighting memanipulasi pikiran korbannya agar merasa bersalah dan seolah dia adalah pelakunya.

Gaslighting adalah bentuk kekerasan emosional atau paksaan yang dilakukan pelaku untuk meyakinkan korban bahwa dialah yang 'gila',” jelas Dr Stephanie Sarkis, seorang psikoterapis dan penulis Gaslighting: Recognize Manipulative and Emotionally Abusive People dan Break Free.

Singkatnya, tujuan utama seorang gaslighter atau pelaku gaslighting adalah membuat kamu mempertanyakan kewarasanmu sendiri. 

“Siapa pun berpotensi menjadi gaslighter dan siapa pun berpotensi menjadi korban gaslighting,” tambah Stephanie.

Melansir dari situs Vogue, gaslighting dalam ranah pekerjaan ternyata pernah dialami oleh aktor Adam Deacon.

Baca Juga: Stres hingga Kehilangan Pekerjaan, Ini Dampak Pandemi terhadap Karier Perempuan

 

 

Adam menuduh lawan mainnya dalam Kidulthood, Noel Clarke telah melakukan gaslighting yang membuatnya kelelahan secara mental.

Menanggapi tuduhan tersebut, Noel Clarke meminta maaf atas tindakannya yang 'mempengaruhi orang dengan cara yang tidak ia inginkan atau sadari'.

Apa Tanda Gaslighting di Tempat Kerja?

Masih melansir dari sumber yang sama, gaslighting di tempat kerja bisa dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya. Bisa juga antar sesama rekan kerja.

Contoh gaslighting di tempat kerja ialah rekan kerja yang sengaja memberi informasi yang salah atau tidak benar.

Selain itu, gaslighter di tempat kerja juga sering mengadu domba antara kamu dengan rekan kerja lainnya agar suasana kerja jadi tidak menyenangkan. 

"Gaslighting di tempat kerja bisa datang dari atasan atau rekan kerja. Rekan kerja mungkin memberi tahumu bahwa orang lain di kantor menganggap kamu pemalas atau mereka mungkin membuat kamu gagal dengan memberi tahu tanggal jatuh tempo tugas yang salah, ”jelas Dr Stephanie.

Gaslighting di tempat kerja ini sering tidak disadari karena bentuk manipulasinya yang halus. Kadang kita berpikir hal tersebut wajar dilakukan atasan, padahal kita adalah korban gaslighting. 

Apa Efek Jangka Panjang Gaslighting?

Gaslighting dapat memberikan efek jangka panjang yang merugikan korbannya lho, Kawan Puan. 

Dampak buruk yang mungkin timbul dari gaslighting ini adalah merasa rendah diri hingga stres kronis. Lebih jauh lagi, ada manifestasi fisik dari stres dan sulit mempercayai orang lain.

Bukan tidak mungkin tingkat kortisol (hormon penghasil stres) menjadi tinggi, insomnia, mengisolasi diri dari orang lain, depresi, gelisah bahkan perilaku ingin bunuh diri.

Baca Juga: Menjanjikan Honor Tinggi, Ini 10 Pekerjaan Freelance Paling Dicari!

 

Bisakah Pelaku Gaslighting Berubah?

“Itu tergantung pada apakah mereka (pelaku) mau mengakui bahwa perilaku mereka tersebut bermasalah,” kata Dr Stephanie.

“Jika mereka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan, melakukan terapi dapat menjadi solusinya," tambahnya.

Bagaimana Cara Mengakhiri Gaslighting di Tempat Kerja?

Seperti yang telah dijelaskan, gaslighting sangat sulit untuk dibuktikan karena manipulasinya yang halus sehingga akan sangat sulit bagi korban untuk melaporkannya.

Maka dari itu, solusi terbaik adalah memutus hubungan dengan gaslighter dengan meminta pindah ke tim lain sebelum keputusan terburuk untuk berhenti kerja.

"Pilihan paling efektif adalah memutuskan kontak dengan gaslighter di tempat kerja.

Meskipun sangat tidak adil, ini demi kebaikan emosional dan fisik. Ketika kamu terus tinggal di lingkungan yang beracun," jelas Dr Stephanie. 

(*)

Baca Juga: Benarkah Bekerja Sesuai Passion Jadi Kunci Utama Kesuksesan Karier?

 

Sumber: Vogue
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini