Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pentingnya Peran Kaum Muda untuk Transisi Energi Bersih

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 5 Juni 2021
Pendidikan tentang lingkungan hidup sejak dini diperlukan supaya anak-anak tumbuh dengan terbiasa untuk peduli dengan alam di sekitarnya.
Pendidikan tentang lingkungan hidup sejak dini diperlukan supaya anak-anak tumbuh dengan terbiasa untuk peduli dengan alam di sekitarnya. Freepik.com

"Hilanglah sudah hari-hari untuk penggunaan bahan bakar dan energi fosil. Sebaliknya, kita merangkul era baru inovasi di mana kita bertransisi ke tingkat emisi nol, dan konsumsi energi terbarukan.

"Pergeseran ini merupakan bagian dari tanggung jawab kita untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs di Indonesia,” kata Kemkhadze dalam kata sambutannya.

Menurutnya, aksi anak muda harus lebih banyak menunjukkan aksinya di lapangan.

“Kita membutuhkan lebih banyak aksi, terutama di lapangan, dan dari orang-orang muda seperti Anda, untuk bertindak,” tambahnya.

Indonesia sebagai ekonomi dan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara saat ini berada di peringkat ke-71 dari 115 negara dalam Indeks Transisi Energi (ETI) 2021.

Skor ETI Indonesia telah meningkat sebesar 6 persen sejak 2021, dengan skor tertinggi untuk peningkatan kesiapan transisi sebesar 10 persen.

Hal ini menandakan dukungan terhadap energi berkelanjutan.

Baca Juga: Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yuk Padamkan Lampu Malam Ini!

Hari Lingkungan Hidup Sedunia adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlunya melindungi lingkungan kita.

"Saat ini isu-isu terkait efisiensi energi telah menjadi cukup kritis. Pemuda, pelajar dan perempuan harus berada di depan dalam gerakan nasional untuk mendorong efisiensi energi,” kata Dadan Kusdiana, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 29 persen dari skenario bisnis seperti biasa pada tahun 2030, atau 41 persen dengan bantuan internasional.

Para ilmuwan mengatakan bahwa sebagian besar emisi berasal dari produksi masal dan penggunaan bahan bakar fosil untuk listrik.

Menyadari kondisi bisnis di Indonesia untuk bisnis energi terbarukan, Dyah Roro Esti, Anggota Komisi VII DPR RI bidang Energi, Sumber Daya Mineral, Lingkungan, Riset dan Teknologi mengatakan, Pemerintah Indonesia telah memprioritaskan pembahasan RUU energi terbarukan tahun ini.