Tantangan Maureen Hitipeuw, Founder Komunitas Single Moms Indonesia, dalam Menerima Dirinya

Arintha Widya - Kamis, 3 Juni 2021
Maureen Hitipeuw founder komunitas Single Moms Indonesia
Maureen Hitipeuw founder komunitas Single Moms Indonesia

Parapuan.co - Perempuan banyak yang menjadi single mom atau ibu tunggal karena berbagai sebab.

Bisa jadi karena perceraian atau dipisahkan dengan suami oleh kematian.

Apapun itu, menjadi single mom merupakan tantangan tersendiri bagi perempuan.

Pasalnya, sejak itu segala hal dalam kehidupan berubah, mulai dari soal merawat anak, masalah finansial, dan stigma masyarakat.

Namun, yang tak kalah penting adalah bagaimana seorang perempuan yang menjadi ibu tunggal menerima dirinya sendiri.

Menerima kondisinya yang berubah dari seorang istri jadi single mom, dari yang tidak bekerja jadi harus mencari penghasilan sendiri, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Kuis Cerita Parapuan: Dalam Mewujudkan Mimpi, Kamu Perempuan Tipe Apa?

Melihat persoalan tersebut, Arisan Parapuan Episode 3 bertajuk Aku Berharga, Aku Cukup menghadirkan founder Komunitas Single Moms Indonesia (SMI), Maureen Hitipeuw sebagai narasumber.

Maureen Hitipeuw adalah sosok yang bisa dibilang dapat dijadikan panutan bagi para ibu tunggal.

Ini karena ia mengerti betul bagaimana perjuangan ibu tunggal menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tidak memiliki sosok suami yang dapat diandalkan.

Mau tak mau, ia mesti mengandalkan dirinya sendiri dan menjadi lebih kuat demi anak-anak tercinta.

Untuk sampai ke tahap penerimaan atau self acceptance, Maureen menjelaskan bahwa setiap perempuan melalui prosesnya masing-masing.

"Saya tidak bisa memastikan berapa lama perjalanan seseorang. Saya sendiri cerai setahun lalu dan itu sudah melalui proses yang panjang," terang Maureen.

Ia menambahkan, dirinya melewati lima tahapan kedukaan sampai akhirnya bisa move on dan mendirikan Komunitas Single Moms Indonesia.

"Untuk healing sendiri biasanya ada yang namanya lima tahap kedukaan. Yang pertama itu denial (penyangkalan)," imbuhnya.

"Biasanya awalnya menyangkal. Lalu kedua anger atau kemarahan, di mana orang akan mulai marah gitu, ya."

"Kemudian tahap berikutnya tawar-menawar, depresi, baru self acceptance atau penerimaan," kata Maureen lagi.

Lebih lanjut, Maureen memaparkan beberapa tips melatih self acceptance secara bertahap, yaitu:

Baca Juga: Arisan Parapuan Ajak Perempuan Indonesia untuk Mewujudkan Mimpinya

1. Be kind to yourself - rangkul dan bersikap baiklah kepada diri sendiri.

2. Confront your fears - hadapi semua perasaan takut.

3. Stay positive - ciptakan lingkaran positif dalam hidup.

4. Accept imperfection - terima semua ketidaksempurnaan dalam diri.

5. Don't take things personally - berhenti menginternalisasi segala sesuatu.

6. Change your narrative - ubah cerita hidup sesuai yang kamu percaya.

7. Forgive - memaafkan diri sendiri dan orang lain.

8. Believe in yourself - percaya pada diri sendiri.

9. Don't give up! - jangan pernah menyerah.

10. Self acceptance is a process - penerimaan merupakan suatu proses terus menerus dan semua tidak berhenti sampai di sini.

Nah, itulah tadi tantangan Maureen Hitipeuw dalam perjalanannya menerima keadaan sebagai ibu tunggal hingga jadi founder SMI.

Intinya adalah, untuk bisa menyembuhkan diri dari rasa sakit, kamu harus menerima kesakitan itu lebih dulu.

Tetap semangat dan hargai dirimu, ya, Kawan Puan.

Sesulit apapun hidupmu, kamu tetap berharga bagi keluarga, anak, dan kedua orang tua, kok. (*)

Sumber: Liputan
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri