Pembagian Peran dalam Keluarga Berawal dari Komunikasi dan Kesepakatan Bersama

Ericha Fernanda - Rabu, 19 Mei 2021
Ilustrasi mengerjakan tugas domestik.
Ilustrasi mengerjakan tugas domestik. freepik.com

Mengutip riset PARAPUAN, alasan istri atau suami berbagi tugas domestik rumah tangga adalah tanggung jawab bersama (80,6%) atau tidak memiliki Asisten Rumah Tangga (ART) (42,4%).

Sehingga, mengandalkan satu sama lain atau suami istri sibuk bekerja (10,75%) dan tidak punya cukup waktu jika tugas domestik hanya dibebankan kepada salah satu pihak saja.

Hal serupa juga dialami oleh keluarga Legowo, seorang tourism planner yang berdomisili di Yogyakarta.

Ia dan istri sama-sama bekerja penuh waktu, tidak memiliki ART, sehingga urusan rumah dikerjakan bersama.

Tak hanya menetap di Yogyakarta, keduanya kerap mobilisasi ke Jakarta demi urusan pekerjaan.

Baca Juga: Kapan Mulai Ajarkan Tugas Domestik pada Anak? Ini Kata Psikolog

“Mencuci dan menyetrika baju menjadi tugas istri. Sedangkan membersihkan rumah, memperbaiki bagian yang rusak termasuk pompa air, listrik, AC, kompor, dan mesin cuci mesin cuci menjadi tugas saya,” tutur Legowo, saat dihubungi PARAPUAN, Senin (10/5/2021).

Legowo menambahkan, jika salah satu dari mereka tidak sibuk tugasnya mengambil alih belanja kebutuhan rumah tangga dan memasak.

Itu pun sudah dikomunikasikan sebelumnya dan sudah menjadi kebiasaan dalam rumah tangga Legowo.

“Bagian memasak dan berbelanja kebutuhan adalah tugas bersama. Jika bertema Indonesia/Jawa biasanya saya yang masak, tapi jika makanan mancanegara biasanya istri yang masak,” kata Legowo.

Dalam mengasuh anak, Legowo juga mengurus bersama dengan sang istri.

Pembagian peran dalam keluarga, di mana suami ikut melakukan pekerjaan domestik dan istri bekerja di luar rumah membuktikan bahwa konstruksi sosial dalam rumah tangga tradisional tidak lagi berlaku.

Dalam rumah tangga modern, suami bisa menjadi bapak rumah tangga, melakukan tugas domestik secara penuh, sementara istri sebagai pencari nafkah utama.

Urusan pekerjaan domestik pun bisa dilakukan oleh laki-laki atau bagi dua dengan istri.

Semua itu mungkin asal ada komunikasi terbuka dan kesepatakan antara kedua belah pihak.

Jika Kawan Puan merasa bahwa pembagian peran dalam keluarga saat ini butuh penyesuaian, maka jangan ragu membicarakan dan mendiskusikan hal tersebut dengan pasangan. (*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania