Kenali 5 Jenis Imposter Syndrome yang Ragukan Kemampuan Diri Sendiri

Aulia Firafiroh - Rabu, 28 April 2021
Imposter syndrome.woman standing for her present profile with fear shadow behind. Anxiety and lack of self confidence at work ,the person fakes is someone else concept
Imposter syndrome.woman standing for her present profile with fear shadow behind. Anxiety and lack of self confidence at work ,the person fakes is someone else concept useng
  • The Superhero

Gangguan psikologis Imposter Syndrome jenis ini menganggap dirinya multitasking dan bisa melakukan segalanya.

Tipe ini terlalu mendorong diri terlalu keras dan terkesan memaksakan dirinya untuk melakukan segala hal.

  • The Expert

Berikutnya, ialah tipe The Expert. Tipe The Expert biasanya mengukur kemampuan diri berdasarkan seberapa banyak pengetahuan dan hal yang mampu dilakukan di bidang tersebut.

Tipe ini tidak pernah merasa puas dan ingin mengetahui segala hal.

Orang dengan Imposter Syndrome jenis ini biasanya sangat takut terlihat bodoh, tidak mampu, dan tidak kompeten.

Baca juga: Kesuksesan Terasa Hanya Kebetulan Saja, Apa Itu Impostor Syndrome?

  • The Natural Genius

Orang dengan Imposter Syndrome jenis ini biasanya cerdas karena mampu menangkap berbagai hal dengan cepat dan mudah.

Tipe ini biasanya menilai kompetisi berdasarkan kecepatan.

Sama dengan The Perfectionist, mereka membuat target yang terlampau tinggi dari kemampuan dirinya.

  • The Soloist

Seperti namanya, The Soloist dikenal sebagai sosok yang individualis tinggi.

Ia lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja kelompok.

Mereka dengan tipe Imposter seperti ini percaya bahwa dengan meminta bantuan orang justru akan memperlihatkan kelemahan diri sendiri.

Baca juga: Perempuan yang Tidak Membutuhkan Validasi Sosial Itu Seksi, Kok Bisa?

Penyebab terjadinya kondisi psikologis Imposter Syndrome bisa bermacam-macam.

Bisa jadi penyebabnya adalah lingkungan yang penuh persaingan, ekspektasi tinggi terhadap diri sendiri, atau merasa diri harus lebih baik lagi.

 

Nah, Kawan Puan, apakah kamu menemukan karaktermu di salah satu jenis Imposter Syndrome?

Jika iya, coba renungkan lagi mengenai pencapaian yang telah kamu capai. (*)

Sumber: Very Well Mind
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh