Jarang Diketahui, Berikut 5 Inovasi yang Mengedepankan Hak Perempuan

Alessandra Langit - Minggu, 25 April 2021
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi perempuan Freepik

Sepeda

Sepeda adalah sebuah simbol dari "kebebasan perempuan yang tidak terhalang" seperti yang dikatakan aktivis hak perempuan asal Amerika, Susan B. Anthony.

Sepeda memberi perempuan kebebasan untuk bergerak, menantang stereotip seputar kekuatan fisik, dan mengubah kode pakaian.

Bertepatan dengan gelombang pertama feminisme, penemuan sepeda modern, seperti yang kita kenal sekarang, oleh seorang insinyur Inggris pada tahun 1880-an muncul sebagai alternatif dari kendaraan untuk perempuan. 

Di beberapa wilayah dunia pada saat itu, perempuan dapat bergerak bebas tanpa harus bergantung pada pendamping, kereta, atau menunggang kuda. 

Tentu saja, sepeda untuk perempuan memantik beberapa komentar seperti perempuan diperingatkan bahwa mengendarai sepeda adalah sesuatu yang tidak bermoral.

Saat mitos liar beredar dan sepeda menjadi populer, perempuan tidak takut dan mundur. 

Perempuan dan reformis Victoria sama-sama mengenakan pakaian yang lebih rasional dan pakaian dalam yang lebih longgar untuk mengendarai sepeda. 

Annie Londonderry, seorang imigran Latvia ke Amerika Serikat, menjadi perempuan pertama yang bersepeda ke seluruh dunia dari tahun 1894 hingga 1895. 

Baca Juga: Perempuan yang Tidak Membutuhkan Validasi Sosial Itu Seksi, Kok Bisa?

Internet

Serupa dengan munculnya mesin percetakan, radio, televisi, dan telepon, internet telah mengubah cara perempuan menjalani hidup. 

Baik melalui situs web, media sosial, atau pesan instan, internet telah membuka jalan bagi banyak hal.

Baik itu aktivisme online, pembangunan komunitas, peluang karier dan pembelajaran, peningkatan kesadaran, hingga keterlibatan seputar masalah hak-hak perempuan.

Internet juga memungkinkan perempuan untuk mendirikan bisnis, kampanye politik, dan lebih banyak lagi.

Dari #MeToo hingga #TimesUp, gerakan di internet telah mengekspos ketidaksetaraan gender dan kekerasan terhadap perempuan, serta menekan pejabat publik dan swasta untuk melakukan perubahan.

Sumber: UN Women
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania