Yuk, Kenali Toxic Positivity Dan Bahayanya Bagi Kesehatan Mental

Aulia Firafiroh - Kamis, 8 April 2021
Toxic Positivity
Toxic Positivity

 

1) Merasa bersalah atas perasaan yang dirasakan

Ketika seseorang mengalami kesulitan, yang perlu kawan puan lakukan ialah membantunya mengakui emosi yang dirasakannya. Bukannya malah memberikan petuah positif yang memunculkan perasaan bahwa perasaan yang ia rasakan salah.

2) Anti dengan perasaan negatif

Kawan Puan, merasakan emosi negatif bukanlah hal yang salah.

Semua manusia pernah merasakan emosi negatif dan setiap perasaan negatif yang ada harusnya diakui.

Karena setiap emosi negatif yang manusia rasakan adalah valid.

Baca juga: Bukan Hal Remeh, Psikolog Ungkap Dampak Negatif KDRT Terhadap Korban

3) Membuat orang mengabaikan emosi yang ia rasakan sesungguhnya

Saat seseorang mendapatkan sebuah saran yang cenderung toxic positivity, ia cenderung akan menutupi emosi yang dirasakannya.

Orang tersebut akan mengabaikan apa yang ia rasakan dan merasa “baik-baik saja”

Padahal sebenarnya ia tidak baik-baik saja.

Jika emosi negatif tersebut tidak dilepaskan, bisa jadi akan meledak sewaktu-waktu.

4) Kerap membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Pengabaian atas setiap empsi negative yang kamu rasakan, akan membuat kamu merasa tidak cukup dengan diri sendiri.

Kamu akan terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain tanpa memperhatikan situasi sebenarnya yang dialami diri sendiri.

Baca juga: Ciamik! Ini Inspirasi Kebaya Artis untuk Membuatmu Tampil Elegan dan Berkelas

5) Mengikis rasa empati

Menanamkan pemikiran bahwa semua harus dilihat dengan kacamata optimis dan positif, dapat menghilangkan kepekaan diri atas perasaan negatif yang dirasakan orang lain.

Hal ini kemudian membuat kamu kehilangan kepedulian atas perasaan orang lain.

Perlu diingat, segala hal yang berlebihan tidak baik termasuk berpikiran positif yang berlebihan.

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh