9 Fase Putus Cinta yang Perlu Kamu Lalui Sebelum Move On, Apa Saja?

Arintya - Minggu, 4 April 2021
Ilustrasi fase putus cinta
Ilustrasi fase putus cinta Photo by Ike louie Natividad from Pexels

 

Parapuan.co - Kawan Puan, pernahkah kamu merasakan putus cinta?

Pasti rasanya enggak enak sama sekali, sebab hubungan yang telah dibangun mau tak mau harus berhenti.

Nah ketika mengalami putus cinta, ternyata tanpa disadari kamu melalui 9 fase ini dulu sebelum mencapai titik menerima dan bisa move on

Lalu apa saja fase putus cinta tersebut?

Melansir dari Women’s Health Mag, berikut fase putus cinta dan cara menghadapinya yang perlu kamu tahu!

Baca Juga: 5 Jurus Move On Setelah Putus Cinta, Stop Larut dalam Kesedihan Terlalu Lama!

1. Fase pertentangan

Saat kata putus sudah keluar, fase pertama yang akan kamu lalui adalah fase pertentangan.

Di fase pertentangan ini, kamu akan merasa siap maupun tidak siap untuk menghadapi kenyataan bahwa Kawan Puan dan pasangan sudah tidak lagi berhubungan.

Jadi tak heran, awal-awal kamu putus cinta dirimu akan merasa kebingungan. 

Agar saat melalui fase ini kamu tak merasa begitu sakit, Kawan Puan bisa bercerita bagaimana perasaanmu pada orang-orang terdekat. Misalnya sahabat atau bahkan orang tua.

Baca Juga: Tak Perlu Bingung, 4 Barang Ini Bisa Jadi Pilihan Tepat untuk Kado Pernikahan Sahabat

2. Fase throwback

Setelah fase pertentangan, secara tidak sadar Kawan Puan akan mulai mengingat masa-masa saat masih berhubungan. 

Bagaimana caranya memperlakukanmu, momen hangat kalian sampai saat-saat terbaik di hidupmu sejak bersamanya. Intinya kamu hanya akan mengingat kembali masa-masa indah berdua dengannya.

Di fase inilah kamu mungkin akan merasa bersalah atau bahkan tidak rela mengapa hubunganmu ini berakhir. 

Untuk bisa melewati fase ini, kamu perlu sedikit memaksa diri untuk mengingat kembali masa-masa yang sebaliknya. 

Namun jika tidak kuat untuk mengingat, kamu juga bisa menuliskannya ke dalam jurnal.

Semua perlu dilakukan agar kamu tidak gegabah memintanya kembali. 

Sumber: Women Health Magazine
Penulis:
Editor: Arintya