Cara Ini Bisa Bantu Mengantisipasi Depresi Pasca Berhenti Menyusui

Putri Mayla - Selasa, 9 Maret 2021
Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi ibu dan anak Freepik.com

Parapuan.co – Menyusui menjadi salah satu kegiatan yang memperkuat keterikatan emosional antara ibu dan buah hatinya.

Karena ikatan yang begitu erat, tak jarang seorang ibu bisa mengalami depresi saat berhenti menyusui atau yang disebut dengan post weaning depression.

Meski begitu, rupanya ada cara agar ibu bisa mengantipasi depresi pasca menyusui atau post weaning depression ini lho.

Asal kamu tahu, post weaning depression adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ibu pasca berhenti menyusui yang mengalami kesedihan hingga depresi.

Baca Juga: Dwi Handayani Curhat Rindu Menyusui Anak, Kenali Penyebab Depresi Usai Berhenti ASI

Depresi pasca berhenti menyusui bisa berlangsung selama sebulan atau lebih, karena hormon kembali menyesuaikan dalam keadaan normal sebagai ibu yang tidak menyusui.

Gejalanya bisa berupa kegelisahan, sulit berkonsentrasi, merasa sangat sedih dan sensitif, dan merasa bersalah.

Jika setelah sebulan perasaan sedih dan kemurungan tidak mereda, kita bisa menghubungi penyedia layanan kesehatan atau tenaga professional.

Melansir VerywellFamily, ada beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk mengantisipasi depresi pasca berhenti menyusui sebagai berikut:

Berhenti menyusui secara bertahap

Ibu bisa membuat sistem bertahap untuk merencanakan berhenti menyusui. Jangan paksakan kamu bisa berhenti menyusui buah hati hanya dalam kurun waktu singkat.

Bisa berhenti menyusui setiap beberapa hari atau bahkan lebih jarang lagi. Semakin lama kamu mulai tahapan berhenti menyusui, maka itu lebih baik.

Berhenti menyusui dengan cara sendiri

Para ibu memiliki pilihan untuk menentukan kapan waktu yang tepat berhenti menyusui sang buah hati. Kita yang tahu bagaimana kebiasaan menyusui sang anak.

Orang-orang di sekitar kita mungkin memiliki saran tentang proses menyusui yang kita jalani.

Baca Juga: Ingin Anak Gemar Membaca? Cobalah 5 Langkah Ini untuk Membantunya

Namun, ibu harus mengingat bahwa menyusui selama berbulan-bulan hingga 2 tahun menjadi waktu ideal dan memiliki dampak yang sehat buat ibu dan buah hati.

Maka itu, hanya ibulah yang bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengakhiri masa menyusui. Tidak perlu mendengarkan omongan kanan kiri.

Ketika ibu bisa mengatur jadwalnya sendiri, maka ibu bisa melakukannya dengan mudah dan percaya diri.

Bicarakan tentang perasaan yang dirasakan

Beberapa ibu yang mengalami depresi pasca berhenti menyusui merasa enggan untuk membagikan perasaan mereka kepada orang lain.

Bisa jadi karena mereka tidak ingin membebani orang yang mereka cintai.

Akan tetapi, mengutarakan perasaan dengan teman atau anggota keluarga yang kita percaya merupakan salah satu cara untuk merasa lebih baik.

Selain mengungkapkan perasaan kita, rupanya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merasa lebih baik pasca berhenti menyusui. Apa saja?

Baca Juga: Enggak Susah! Begini Cara Ajarkan Anak Cuci Tangan dengan Benar

Makan dengan baik dan istirahat

Ketika tubuh kita beradaptasi dengan situasi hormon yang baru, ada baiknya makan dengan makanan sehat, minum banyak, dan istirahat yang banyak.

Sering memeluk si kecil

Menyusui memiliki hubungan emosional antara ibu dan anak. Saat berhenti menyusui, mungkin kita bisa merasa kehilangan kedekatan dan pelukan ekstra dari si kecil.

Oleh sebab itu, sering memeluk si kecil bisa membangun lagi kedekatan emosional meskipun sudah berhenti menyusuinya.

Cari bantuan dari terapis

Membuat janji dengan ahli kesehatan mental bisa memberikan manfaat bagi ibu dalam menghadapi masa-masa berhenti menyusui.

Beberapa terapis bisa membantu kita yang mengalami depresi pasca berhenti menyusui. (*)

Sumber: VerywellFamily
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda

BERITA TERPOPULER WELLNESS: Tips Lari untuk Pemula hingga  4 Jenis Vaksin yang Perlu Diterima sebelum Haji