Kesuksesan Terasa Hanya Kebetulan Saja, Apa Itu Impostor Syndrome?

Salsabila Putri Pertiwi - Kamis, 25 Februari 2021
ilustrasi kesehatan mental
ilustrasi kesehatan mental foto: freepik.com

Ada pula ketakutan bahwa kita enggak akan memenuhi ekspektasi orang lain, berlawanan dengan kenyataan bahwa kita justru sangat banyak memiliki pencapaian dan prestasi; sehingga perasaan negatif itu malah menyabotase kesuksesan kita sendiri.

Selain itu, kita mungkin juga cenderung menetapkan tujuan yang sangat menantang dan merasa kecewa saat gagal mencapainya, hanya karena tujuan tersebut kita tetapkan berdasarkan asumsi bahwa orang lain bakal mengapresiasinya.

Lebih Rentan Dialami Perempuan?

Psikolog Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes jadi peneliti pertama yang mengidentifikasi sindrom penipu ini pada 1978.

Menurut mereka dalam makalah penelitian, perempuan lebih berisiko terkena sindrom ini.

Namun dalam perkembangannya, masalah psikologis ini juga dialami oleh laki-laki.

Jadi sebetulnya, impostor syndrome dapat terjadi pada siapa saja yang enggak mampu menginternalisasi dan mengakui keberhasilan dan kesuksesan yang didapatkannya.

Tentunya kita lebih baik enggak melakukan diagnosa mandiri atas kondisi mental kita, tapi jika kita merasa mengalami sejumlah tanda impostor syndrome, coba lepaskan diri dari ekspektasi orang-orang dan lakukan hal-hal yang memang sesuai dengan kapasitas kita seiring berjalannya waktu ya, Kawan Puan.

(*)

Baca Juga: Jadi Lebih Kuat! Inilah Keuntungan Jika Berani Keluar dari Zona Nyaman