Parapuan.co - Latte dad menjadi istilah yang belakangan banyak dicari di internet. Sebenarnya, apa makna di balik istilah asing berikut ini?
Kawan Puan, latte dad adalah pola pengasuhan di mana ayah berperan aktif dalam tumbuh kembang anak. Itu artinya, latte dad sangat bertolak belakang dengan istilah fatherless.
Apabila Kawan Puan ingin tahu lebih dalam tentang apa itu latte dad, berikut PARAPUAN merangkum informasinya lengkap untuk kamu:
Pengertian Latte Dad
Merujuk dari laman Today, latte dad adalah istilah untuk menggambarkan sosok ayah modern yang memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan pribadi.
Julukan ini muncul dari gambaran ayah di Swedia yang berperan aktif dalam pengasuhan anaknya, bahkan sejak bayi. Alhasil, fenomena ini semakin populer di berbagai negara, terutama di kota-kota besar, karena mencerminkan perubahan pandangan masyarakat terhadap peran ayah dalam keluarga.
Apabila sebelumnya figur ayah sering diasosiasikan dengan kesibukan mencari nafkah dan jarang terlibat dalam pengasuhan anak, kini paradigma itu bergeser. Ayah modern lebih memilih mengalokasikan waktunya secara seimbang antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial.
Mereka tidak hanya bertanggung jawab secara finansial, tetapi juga ingin hadir secara emosional bagi pasangan dan anak-anak mereka.
Latte Dad Melibatkan Peran Aktif Ayah dalam Pengasuhan
Baca Juga: Mengenal Istilah Aura Farming yang Viral di Medsos Akibat Tren Pacu Jalur
Istilah latte dad atau latte pappa mulai populer pada awal 2010-an, menggambarkan ayah yang menikmati kopi di kafe sambil menjaga anak.
Fenomena ini melambangkan pergeseran sosial besar di Swedia, yaitu ayah tidak lagi hanya dipandang sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pengasuh utama.
Bagi warga Swedia, melihat ayah sendirian bersama bayi di tempat umum bukan hal yang aneh. Sebaliknya, absen dari peran sebagai ayah justru dianggap tabu secara sosial.
Fenomena ini membawa sejumlah dampak positif, baik bagi keluarga maupun masyarakat luas. Beberapa di antaranya adalah:
1. Hubungan Keluarga Lebih Erat
Ayah yang lebih terlibat dalam kehidupan anak akan membantu membangun ikatan emosional yang kuat, sehingga anak merasa lebih diperhatikan dan dicintai.
2. Mendorong Kesetaraan Gender
Dengan semakin banyak ayah yang aktif dalam pengasuhan, peran domestik tidak lagi sepenuhnya dibebankan pada ibu. Hal ini menciptakan keseimbangan dan kesetaraan dalam rumah tangga.
3. Membuat Hubungan Lebih Harmonis
Keluarga yang berbagi peran pengasuhan cenderung memiliki hubungan lebih harmonis dan tingkat perceraian menjadi lebih rendah.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Banksying dalam Hubungan, Lebih Licik dari Ghosting
(*)