Parapuan.co - Ramai di media sosial tentang peristiwa tragis yang dialami oleh seorang ibu di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Korban mengakhiri hidupnya karena tidak ingin kedua anaknya menderita di masa depan.
Sebelum mengakhiri hidupnya sendiri, sang ibu meninggalkan sepucuk surat berisi pesan pilu yang mengungkapkan alasannya "pergi membawa dua anaknya" untuk selamanya.
Terkait kasus tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menyampaikan duka mendalam.
Arifah Fauzi juga meminta kepada seluruh pihak untuk saling menjaga agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Penguatan keluarga, menjaga hubungan antar masyarakat, dan membangun sistem pemerintahan yang peduli kepada kesejahteraan warga penting dilakukan bersama.
"Pada kunjungan ini, kami dari KemenPPPA hadir untuk bersilaturahmi dengan keluarga almarhumah dan menyampaikan belasungkawa atas peristiwa ini. Kami mendoakan semoga almarhumah beserta kedua anaknya diterima di sisi Allah SWT,” tutur Menteri PPPA dalam keterangan resmi.
Menteri PPPA mengajak seluruh pihak berintrospeksi untuk mencari akar permasalahan peristiwa tersebut, hingga menyebabkan seorang ibu mengakhiri hidup bersama anak-anaknya.
Nantinya, seluruh elemen mulai dari keluarga, masyarakat, juga pemerintah secara bersama perlu mengupayakan solusi terbaik untuk memberikan lingkungan yang ramah terhadap perempuan dan anak.
"Tentunya ini menjadi pelajaran penting untuk kita tentang bagaimana menguatkan ketahanan keluarga, salah satunya melalui komunikasi. Begitu pula dengan hubungan antar masyarakat," jelasnya.
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Bunuh Diri di Bandung, Mengapa Ibu Selalu Menomorduakan Diri Sendiri?
"Kita bisa lebih saling peduli jika melihat tetangga kita berubah, ada perbedaan dari biasanya. Mungkin mereka butuh perhatian, atau sekedar perlu tempat bercerita. Perhatian dan empati itu sangat dibutuhkan di era yang serba digital," tegasnya.
Arifah Fauzi juga menegaskan untuk seluruh perempuan Indonesia saling bergandeng tangan dan menguatkan satu sama lain.
"Kami dari Kemen PPA juga turut berupaya menguatkan perempuan-perempuan Indonesia. Terjadinya peristiwa ini mendorong kita untuk menguatkan upaya tersebut. Ayo kita bergandengan tangan melindungi perempuan dan menguatkan masyarakat secara holistik dari berbagai sektor," pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menilai, kasus bunuh diri ibu dan dua anaknya ini menunjukkan beban berat perempuan serta minimnya dukungan psikososial di masyarakat.
"Kisah ini menggambarkan betapa berat beban yang harus dipikul oleh keluarga, terutama perempuan, ketika tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, dan minimnya dukungan psikososial yang bertemu dalam satu titik bersamaan," kata Pratikno dikutip dari Kompas.
Pratikno juga menambahkan bahwa dengan adanya kasus ini, seluruh elemen masyarakat dan pemerintah harus lebih peka, bahkan lebih kuat hadir untuk melindungi.
"Kasus ini menjadi pengingat bahwa sistem perlindungan kita harus lebih peka, lebih cepat mendeteksi, dan lebih kuat hadir untuk melindungi," pungkasnya.
Baca Juga: KemenPPPA Kawal Dugaan Kasus Pelecehan Seksual oleh Guru Mengaji di Sulsel
(*)