"Kita bisa lebih saling peduli jika melihat tetangga kita berubah, ada perbedaan dari biasanya. Mungkin mereka butuh perhatian, atau sekedar perlu tempat bercerita. Perhatian dan empati itu sangat dibutuhkan di era yang serba digital," tegasnya.
Arifah Fauzi juga menegaskan untuk seluruh perempuan Indonesia saling bergandeng tangan dan menguatkan satu sama lain.
"Kami dari Kemen PPA juga turut berupaya menguatkan perempuan-perempuan Indonesia. Terjadinya peristiwa ini mendorong kita untuk menguatkan upaya tersebut. Ayo kita bergandengan tangan melindungi perempuan dan menguatkan masyarakat secara holistik dari berbagai sektor," pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menilai, kasus bunuh diri ibu dan dua anaknya ini menunjukkan beban berat perempuan serta minimnya dukungan psikososial di masyarakat.
"Kisah ini menggambarkan betapa berat beban yang harus dipikul oleh keluarga, terutama perempuan, ketika tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, dan minimnya dukungan psikososial yang bertemu dalam satu titik bersamaan," kata Pratikno dikutip dari Kompas.
Pratikno juga menambahkan bahwa dengan adanya kasus ini, seluruh elemen masyarakat dan pemerintah harus lebih peka, bahkan lebih kuat hadir untuk melindungi.
"Kasus ini menjadi pengingat bahwa sistem perlindungan kita harus lebih peka, lebih cepat mendeteksi, dan lebih kuat hadir untuk melindungi," pungkasnya.
Baca Juga: KemenPPPA Kawal Dugaan Kasus Pelecehan Seksual oleh Guru Mengaji di Sulsel
(*)