Tembok Jebol, Nana Mirdad Ungkap Kondisi Rumah usai Banjir Besar Bali

Tim Parapuan - Kamis, 11 September 2025
(Dok. Instagram.com/@nanamirdad_)

"Karena sudah dua tahun terakhir semakin parah dan kalau sekarang hujan seharian sudah bisa membuat sungai meluap begini, bagaimana nanti?" ungkapnya. 

Pernyataan Nana itu sejalan dengan kondisi yang dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hujan deras yang mengguyur lebih dari 24 jam membuat sejumlah wilayah di Bali lumpuh.

Daerah yang terdampak paling parah meliputi Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Tabanan. Di wilayah-wilayah ini, banjir tidak hanya merendam pemukiman, tetapi juga merusak infrastruktur publik, menutup akses jalan, hingga membuat ribuan warga harus dievakuasi.

BNPB menyebutkan, hingga Rabu (10/9), dua orang telah dilaporkan meninggal dunia akibat banjir, sementara empat orang lainnya masih dinyatakan hilang. Data ini masih bersifat sementara, karena proses pencarian dan evakuasi di lapangan masih terus berlangsung. Situasi ini menjadi alarm serius bahwa bencana banjir di Bali tahun ini tergolong cukup berat.

Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan pihaknya segera menyalurkan bantuan logistik dasar kepada warga terdampak. Bantuan tersebut berupa makanan siap saji, pakaian, tenda, serta perlengkapan darurat lain yang dibutuhkan oleh para pengungsi.

Ia juga memastikan bahwa tim BNPB telah diterjunkan langsung ke Bali untuk melakukan asesmen lebih lanjut mengenai kebutuhan mendesak di lapangan.

"Operasi tanggap darurat akan dipimpin langsung bersama pemerintah daerah,” ujar Suharyanto dikutip dari laman Kompas.com. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat berkomitmen mendukung penuh upaya penanganan bencana di Bali agar proses evakuasi dan pemulihan bisa berjalan lebih cepat.

Di sisi lain, tim Basarnas Bali menghadapi tantangan berat dalam melakukan pencarian dan penyelamatan. Hampir seluruh wilayah terdampak banjir, sehingga akses menuju lokasi yang membutuhkan pertolongan menjadi sangat sulit. 

Baca Juga: Tips Keselamatan saat Ada Banjir, Jangan Sepelekan Air yang Menggenang

Kepala Kantor SAR Bali, I Nyoman Sidakarya, menyebut sejumlah titik di Denpasar menjadi lokasi terparah. Kawasan seperti Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, hingga jalan utama di Teuku Umar disebut-sebut mengalami genangan tinggi.

Untuk mencapai wilayah tersebut, petugas bahkan harus menggunakan perahu karet agar bisa mengevakuasi warga yang terjebak di rumah mereka.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa bencana tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga memengaruhi psikologis masyarakat. Banyak warga yang harus meninggalkan rumah dengan membawa barang seadanya, sementara sebagian lainnya masih menunggu bantuan untuk keluar dari lokasi terisolasi.

Kejadian banjir kali ini dilaporkan dipicu oleh kombinasi faktor cuaca ekstrem dan perubahan tata ruang. Hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat membuat kapasitas sungai tidak mampu menampung air. Ditambah lagi, pembangunan yang menutup lahan resapan air membuat air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar ke tanah.

Setelah peristiwa ini, diharapkan ada perbaikan infrastruktur dan sistem peringatan dini menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan juga harus ditingkatkan. 

Selain upaya darurat yang tengah dilakukan, diperlukan kerja sama lintas sektor untuk membangun sistem mitigasi yang lebih kuat. Harapan besar muncul agar kejadian banjir tahun ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat Bali. 

(*)

Putri Renata