Tak heran jika Fedi Nuril melihat film ini sebagai kesempatan sekaligus tantangan. Bukan hanya untuk dirinya sebagai aktor, tetapi juga bagi penonton yang akan diajak masuk ke dalam pengalaman emosional intim.
Bagi Reza, kebersamaan yang terjalin dalam proses produksi film Pangku memiliki arti besar. Ia menekankan bahwa sebuah film tidak semata-mata diukur dari hasil akhirnya, melainkan dari perjalanan yang dilalui bersama.
Setiap aktor dan kru diberikan ruang untuk merasa menjadi bagian penting, bukan sekadar pelengkap produksi.
Reza juga menyampaikan, proses kreatif yang sehat lahir dari interaksi terbuka. Karena itu, ia sengaja membangun mekanisme agar para pemain tidak hanya mengikuti arahan, tetapi juga punya kesempatan untuk memberi masukan.
Tidak hanya fokus pada aspek teknis akting, Reza juga mengajak para pemain memahami makna cerita di balik setiap adegan. Ia percaya, akting kuat muncul bukan hanya dari keterampilan, tetapi juga dari penghayatan terhadap pesan yang ingin disampaikan.
Proses tersebut dijalankan dengan cara sederhana. Kadang berupa obrolan ringan sebelum pengambilan gambar, diskusi panjang tentang interpretasi naskah, hingga simulasi di lokasi syuting. Semua dilakukan agar aktor lebih mudah menyatu dengan karakter sekaligus memahami atmosfer cerita.
Melalui pendekatan tersebut, suasana kerja menjadi cair sekaligus produktif. Para pemain merasa lebih bebas mengekspresikan ide, sementara Reza sendiri terbuka untuk menerima berbagai perspektif. Kolaborasi ini menjadikan Pangku tidak hanya sebuah produksi film, tetapi juga ruang belajar kolektif.
Reza meyakini, bila proses kreatif dijalani dengan ketulusan, maka hasil akhirnya akan sampai ke hati penonton. Ia ingin Pangku tampil sebagai karya yang memberi ruang refleksi dan resonansi emosional.
Baca Juga: Film Pangku Gambarkan Perjuangan Perempuan, Reza Rahadian Jadi Sutradara
Perjalanan menuju layar lebar tentu tidak terlepas dari tantangan. Jadwal yang padat, kebutuhan teknis kompleks, hingga dinamika antarindividu menjadi bagian tak terhindarkan. Namun, optimisme tetap terjaga karena semua pihak menyadari tujuan sama, yakni menghadirkan karya yang jujur.
Akhirnya, Pangku menjadi bukti bahwa dunia seni peran selalu menyediakan ruang eksperimen. Baik aktor maupun sutradara sama-sama belajar, tidak hanya memberi penampilan terbaik, tetapi juga untuk menerima proses dan hasil yang lahir dari kerja bersama.
Film ini diharapkan menghadirkan kejutan sekaligus kedalaman. Bukan hanya sebagai tontonan, melainkan pengalaman emosional yang dapat menyentuh, menginspirasi, dan meninggalkan kesan membekas di hati penonton.
(*)
Putri Renata