Ada beberapa alasan mengapa banyak ibu lebih memprioritaskan orang lain. Sebagian jawabannya adalah yang PARAPUAN rangkum dari Huffpost di bawah ini:
1. Ikatan emosional yang kuat: Rasa cinta seorang ibu sering kali membuatnya menempatkan kebutuhan anak di atas segalanya. Ia rela kehilangan kenyamanan pribadi agar anak tidak merasa kekurangan.
2. Budaya dan ekspektasi sosial: Di banyak masyarakat, ibu dipandang sebagai figur pengorbanan. Kalimat seperti “ibu itu harus sabar” atau “ibu itu harus kuat” menambah tekanan agar perempuan selalu mengutamakan keluarga.
3. Rasa tanggung jawab tanpa batas: Ibu merasa dirinya adalah penopang utama rumah tangga. Jika ia lengah, anak-anaklah yang akan menanggung akibatnya. Hal ini membuat mereka rela menunda, bahkan mengabaikan, kebutuhan pribadi.
Antara Cinta dan Kehilangan Diri
Namun, di balik ketulusan itu, tersimpan dilema. Saat ibu terus-menerus menomorduakan diri, ia bisa kehilangan identitas pribadi. Tidak jarang, muncul perasaan lelah, kesepian, bahkan putus asa. Itulah mengapa kasus seperti bunuh diri seorang ibu di Bandung tidak bisa dipandang hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari beban emosional dan mental yang tidak tertangani.
Ibu yang selalu memberi sering kali tidak mendapatkan ruang untuk menjadi penerima. Hubungan yang timpang ini berlangsung terus hingga anak dewasa. Mereka sibuk dengan kehidupannya sendiri, sementara ibu tetap berada di posisi sebagai pemberi, bukan penerima.
Menyeimbangkan Peran
Meski pengorbanan ibu sering dianggap wajar, penting untuk menyadari bahwa ibu juga manusia yang berhak bahagia. Menjaga kesehatan mental, memiliki waktu pribadi, dan mengejar kebahagiaan sendiri bukanlah bentuk egoisme, melainkan bagian dari keseimbangan hidup.
Baca Juga: Mengungkap Tekanan Mental Perempuan di Balik Peran Ganda yang Dijalani
Ada pepatah yang mengatakan, “If Mama ain’t happy, ain’t nobody happy.” Artinya, ketika seorang ibu bahagia, maka seluruh keluarga juga akan merasakan dampaknya.
Kasus ibu di Bandung menjadi pengingat bahwa di balik setiap senyum dan pengorbanan seorang ibu, ada beban tak kasatmata yang sering kali tidak diperhatikan.
Sudah saatnya kita berhenti menormalisasi ibu yang selalu menomorduakan diri. Karena pada akhirnya, seorang ibu yang sehat, bahagia, dan seimbang akan jauh lebih mampu memberi cinta dan perlindungan bagi anak-anaknya.
Kamu tidak sendirian. Kalau kamu merasa hidup terlalu berat, ingat kalau kamu berharga. LISA Suicide Prevention Line: +62 811-385-5472.
(*)