Rasa Haus Tidak Kunjung Hilang? Bisa Jadi Tanda Diabetes Insipidus

Tim Parapuan - Sabtu, 6 September 2025
Diabetes insipidus, penyakit yang berhubungan dengan masalah keseimbangan cairan dalam tubuh.
Diabetes insipidus, penyakit yang berhubungan dengan masalah keseimbangan cairan dalam tubuh. (Getty Images/powerofforever)

Apa Penyebabnya?

Dari sisi penyebab, melansir laman Mayo Clinic, dijelaskan bahwa diabetes insipidus muncul ketika tubuh gagal mempertahankan keseimbangan cairan. Normalnya, cairan yang masuk ke ginjal akan difilter. Sebagian besar cairan dikembalikan ke peredaran darah, sedangkan sisanya dikeluarkan sebagai urine. Namun, tanpa hormon antidiuretik yang cukup, ginjal tidak bisa bekerja optimal sehingga cairan terlalu banyak terbuang.

Hormon antidiuretik itu sendiri diproduksi di hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak. Apabila produksi hormon ini menurun atau tubuh tidak meresponsnya dengan baik, maka risiko diabetes insipidus semakin besar.

Risiko yang Didapatkan 

Beberapa faktor risiko yang dapat memicu kondisi ini antara lain riwayat keluarga dengan kelainan serupa, konsumsi obat tertentu seperti diuretik, kadar kalsium yang tinggi dalam darah, atau pernah mengalami cedera kepala berat. Operasi di area otak juga bisa menjadi salah satu penyebab.

Meski siapa pun bisa terkena, individu dengan faktor risiko tersebut memiliki kemungkinan lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar tidak menimbulkan komplikasi serius

Hingga kini, belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan diabetes insipidus. Pengobatan yang tersedia lebih difokuskan untuk mengurangi gejala, mencegah dehidrasi, dan membantu tubuh mempertahankan cairan. Beberapa pasien mungkin memerlukan terapi obat tertentu untuk menstabilkan kondisi.

Namun untuk menjaga tubuh tetap sehat dan tidak semakin memburuk dapat dicegah dengan perawatan yang tepat, sehingga penderita bisa tetap menjalani hidup normal. Hal terpenting adalah disiplin mengikuti arahan dokter, menjaga pola hidup sehat, serta memantau kondisi tubuh secara rutin.

Kesadaran masyarakat tentang penyakit ini juga perlu ditingkatkan. Tidak sedikit orang yang keliru mengira diabetes insipidus sama dengan diabetes melitus. Padahal, mekanisme penyakit dan penanganannya benar-benar berbeda.

Dengan informasi yang tepat, masyarakat diharapkan lebih cepat tanggap ketika menemukan gejala pada diri sendiri maupun orang terdekat. Diagnosis dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi serius, terutama risiko dehidrasi yang bisa mengancam nyawa.

Kawan Puan perlu memperhatikan bahwa diabetes insipidus termasuk dalam penyakit langka, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Mengenalinya lebih awal, memahami penyebab dan gejalanya, serta melakukan kontrol medis secara teratur adalah kunci utama agar Kawan tetap bisa hidup sehat dan berkualitas.

Baca Juga: Berbagai Faktor Risiko dan Gejala Diabetes Melitus di Usia Muda

(*)

Putri Renata

Sumber: Mayo Clinic,Cleaveland Clinic
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri