4. Lepas alas kaki, lepaskan beban pikiran
Memasuki rumah, kuil, bahkan beberapa kafe di Asia Tenggara, sepatu selalu dilepaskan. Ternyata, momen ini bukan sekadar etika, tapi juga ritual kecil untuk bernapas sejenak, menenangkan diri, lalu melangkah dengan ringan.
5. Meneladani gerak para lansia
Di Kuching, terlihat perempuan berusia 80-an membawa belanjaan, berhenti sejenak memberi hormat di kuil, lalu menaiki tangga tanpa kesulitan. Penuaan di Asia Tenggara tidak dipandang sebagai kemunduran, melainkan kesinambungan. Ada keluwesan dan keanggunan yang lahir dari aktivitas sehari-hari.
6. Gunakan tangan lebih sering
Makan dengan tangan masih menjadi tradisi di banyak daerah Asia Tenggara. Penelitian menunjukkan, kebiasaan ini dapat meningkatkan kenikmatan makan karena kita lebih hadir dan terkoneksi dengan makanan. Ritual sederhana yang memberi rasa puas lebih mendalam.
7. Keindahan yang fungsional
Dari cangkir teh hingga sandal, banyak benda sehari-hari dirancang dengan kesederhanaan dan keanggunan. Bukan untuk mewah-mewahan, melainkan agar fungsional dan indah sekaligus. Filosofi ini mendorong hidup lebih tertata, minim barang tak berguna, dan penuh penghargaan pada hal kecil.
8. Jalan kaki, meski harus lebih jauh