Campak Kembali Merebak, Mengapa Bisa Terjadi dan Bagaimana Mencegahnya?

Arintha Widya - Sabtu, 23 Agustus 2025
Campak yang kembali merebak dan langkah mengatasinya.
Campak yang kembali merebak dan langkah mengatasinya. olvius

Data menunjukkan, sekitar 1 dari 8 penderita campak membutuhkan perawatan di rumah sakit, dan pada 1–3 dari setiap 1.000 kasus bisa berujung pada kematian.

Vaksinasi sebagai Benteng Terkuat Melawan Campak

Kabar baiknya, campak dapat dicegah dengan vaksinasi. Dua dosis vaksin campak (biasanya dalam bentuk vaksin MMR: Measles, Mumps, Rubella) memberikan perlindungan hingga 97%. Sayangnya, penurunan cakupan imunisasi di berbagai negara, termasuk Indonesia, membuat anak-anak rentan tertular.

Selain mencegah campak, vaksin juga terbukti aman. Efek sampingnya biasanya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan atau demam ringan. Isu yang mengaitkan vaksin dengan autisme sudah lama terbantahkan secara ilmiah, namun masih sering menyumbang keraguan di kalangan masyarakat.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Untuk mencegah penyebaran campak lebih luas, beberapa langkah penting yang perlu dilakukan antara lain:

  • Lengkapi vaksinasi anak sesuai jadwal imunisasi. Jika ragu pernah divaksin, bisa melakukan pemeriksaan antibodi atau vaksinasi ulang.
  • Segera periksakan ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala demam tinggi, batuk, bercak putih di mulut, atau ruam kulit.
  • Isolasi pasien campak minimal 4 hari setelah ruam muncul agar tidak menularkan ke orang lain.
  • Gunakan masker dan rajin cuci tangan untuk mengurangi risiko penularan.
  • Pastikan vaksinasi sebelum bepergian ke daerah atau negara dengan kasus campak tinggi.

Kembali merebaknya campak di Indonesia dan dunia menjadi pengingat bahwa penyakit yang dianggap “hilang” bisa muncul lagi ketika kewaspadaan menurun. Turunnya cakupan imunisasi adalah penyebab utama mengapa campak kembali menyebar.

Namun, kita juga tahu solusi paling ampuh untuk menghentikan wabah ini: memastikan setiap anak dan orang dewasa memiliki perlindungan vaksinasi lengkap.

Baca Juga: Campak Bisa Sebabkan Kematian pada Anak, Apa yang Perlu Orang Tua Ketahui?

(*)

Sumber: Harvard Health Publishing
Penulis:
Editor: Arintha Widya