Studi Berikut Mengungkap Celah ChatGPT yang Bisa Menyesatkan Remaja

Arintha Widya - Jumat, 22 Agustus 2025
Studi Ungkap Celah ChatGPT yang Bisa Menyesatkan Remaja
Studi Ungkap Celah ChatGPT yang Bisa Menyesatkan Remaja alexsl

Masalahnya, remaja cenderung mudah percaya bahwa informasi dari AI adalah benar atau aman, padahal bisa sangat berisiko.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Meski terdengar menakutkan, bukan berarti solusi utamanya adalah melarang total. Kuncinya ada pada komunikasi terbuka. Jordan menyarankan orang tua untuk mulai bertanya dengan ringan:

  • Apakah anak mereka pernah mencoba menggunakan AI seperti ChatGPT?
  • Apa yang mereka lakukan dengan chatbot tersebut?
  • Apakah teman-teman mereka juga menggunakannya?

Dari situ, orang tua bisa mengajak anak membedakan antara “teman virtual” dan hubungan nyata. Jelaskan bahwa persahabatan sejati tidak selalu mulus dan penuh validasi, justru ada tantangan dan konflik yang membuat anak belajar tumbuh.

Selain itu, orang tua juga bisa mempertimbangkan penggunaan aplikasi kontrol seperti Bark, yang mampu memblokir chatbot AI di ponsel anak sekaligus memberikan peringatan jika ada konten berbahaya.

Menutup Celah, Membangun Kesadaran

OpenAI, pengembang ChatGPT, menyatakan sedang terus memperbaiki cara sistem mereka merespons pertanyaan sensitif. Namun, para ahli tetap menekankan pentingnya peran keluarga.

AI bisa jadi alat belajar yang hebat, tapi juga bisa jadi sumber risiko jika tidak didampingi. Maka, orang tua perlu hadir sebagai filter pertama—bukan hanya dengan aturan, tetapi juga dengan empati dan komunikasi.

Karena pada akhirnya, tidak ada chatbot secanggih apa pun yang bisa menggantikan kehangatan, perhatian, dan koneksi nyata antara anak dan orang tua.

Baca Juga: Kerentanan Perempuan dan Anak terhadap Penyalahgunaan AI dan Ancaman Deepfake

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya