Strategi Menghadapi Anak yang Tantrum Saat Cara Biasa Tak Lagi Ampuh

Arintha Widya - Rabu, 20 Agustus 2025
Menghadapi Anak yang Tantrum Saat Cara Biasa Tak Lagi Ampuh
Menghadapi Anak yang Tantrum Saat Cara Biasa Tak Lagi Ampuh Akacin Phonsawat

Parapuan.co - Setenang dan sesabar apa pun orang tua, tetap ada momen ketika anak tiba-tiba mengalami tantrum besar-besaran di tempat umum. Entah itu di lorong supermarket atau saat duduk di restoran, situasi seperti ini sering membuat orang tua merasa kewalahan, malu, bahkan meragukan diri sendiri.

Menurut Sarah Rosensweet, seorang Peaceful Parenting Coach, langkah pertama yang perlu dilakukan bukan berfokus pada anak, melainkan diri sendiri. Yuk, simak penjelasan lengkapnya seperti melansir Today's Parent berikut ini:

1. Mulai dari Belas Kasih untuk Diri Sendiri

Wajar jika orang tua merasa malu atau jengkel saat anak berteriak dan menangis di depan umum. Namun, Rosensweet menekankan pentingnya berbicara baik pada diri sendiri.

"Wajar merasa malu," ujarnya. "Tapi ingatlah untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Kamu tetap orang baik, layak dicintai, meskipun anakmu sedang tantrum."

Dengan memberi ruang untuk berbelas kasih pada diri, orang tua bisa tetap tenang dan terpusat dalam menghadapi situasi penuh tekanan.

2. Abaikan Tatapan Orang Sekitar

Salah satu hal yang paling sulit adalah menghadapi tatapan orang asing yang sering kali menghakimi. Namun, Rosensweet mengingatkan bahwa yang terpenting bukanlah pandangan mereka, melainkan kebutuhan anak.

"Loyalitasmu ada pada anakmu, bukan pada orang-orang yang sedang berbelanja atau bekerja di toko," katanya. Lagipula, kemungkinan besar kita tak akan pernah bertemu lagi dengan para pengamat tersebut.

Baca Juga: Mengetahui Penyebab Anak Tantrum dan Cara Orang Tua Mengatasinya

3. Bertindak dengan Cinta, Bukan Amarah

Banyak orang tua bingung: apakah menggendong anak keluar dari ruangan bertentangan dengan pola asuh yang lembut? Rosensweet menegaskan, bukan soal apa yang dilakukan, tetapi bagaimana caranya.

"Kamu bisa melakukannya dengan marah, atau dengan penuh kasih: ‘Sepertinya ini sudah terlalu berat. Yuk, kita keluar sebentar,’" jelasnya. Membuat batasan atau meninggalkan situasi bukan berarti keras, selama dilakukan dengan tenang dan penuh empati.

4. Ubah Sudut Pandang dengan Empati

Saat tantrum datang, mudah sekali melihat anak sebagai ‘bandel’ atau menantang orang tua. Padahal, menurut Rosensweet, penting untuk mengubah cara pandang.

"Ingatlah, mereka sedang mengalami kesulitan, bukan sedang menyulitkanmu," katanya. Dengan perspektif ini, respon orang tua akan lebih penuh kasih, bukan kontrol.

5. Mencegah Titik Rawan Tantrum

Tak semua tantrum bisa dicegah, tapi beberapa bisa diantisipasi. Contohnya, jika anak sudah lelah, lapar, atau jenuh, risiko tantrum tentu meningkat. Rosensweet menyarankan agar orang tua lebih realistis terhadap kapasitas anak.

"Cobalah menilai kemampuan anakmu. Mungkin tanyakan pada diri sendiri, ‘Apakah belanja ini bisa aku lakukan sendiri? Haruskah aku benar-benar membawa anak ke situasi ini?’" ujarnya.

Dengan memahami kondisi fisik dan emosi anak, orang tua bukan sedang “kalah”, melainkan menunjukkan kecerdasan dalam pola asuh.

Demikian tadi strategi mengatasi tantrum anak ketika metode sesuai pola asuhmu yang biasanya tidak efektif. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Anak Tantrum saat Perjalanan Mudik Lebaran, Orang Tua Harus Apa?

(*)

Sumber: Today's Parent
Penulis:
Editor: Arintha Widya