Viral Karyawan Langsung Resign setelah Gajian, Bagaimana Etika Seharusnya?

Saras Bening Sumunar - Kamis, 14 Agustus 2025
Etika resign dari perusahaan.
Etika resign dari perusahaan. Freepik

Parapuan.co - Seorang Human Resource (HR) di India, Priyavarshini menceritakan insiden seorang karyawan yang memutuskan mengundurkan diri hanya satu bulan setelah bergabung melalui LinkedIn. Ia bahkan mengungkapkan gaji karyawan tersebut masuk ke rekeningnya pada pukul 10.00 pagi.

Tak disangka, lima menit kemudian, tepatnya pukul 10.05 pagi, Priyavarshini justru menerima email pengunduran diri. Apa yang dilakukan oleh si karyawan dinilai sebagai tindakan yang kurang beretika.

Menurutnya, mengundurkan diri tepat setelah menerima gaji mencerminkan kurang niat, kedewasaan, dan tanggung jawab sebagai pekerja. Selain itu, tindakan tersebut juga dianggap memberi pesan negatif, bahwa karyawan tidak berkomitmen kepada atasan maupun rekan kerja.

"Tidak ada pekerjaan yang mudah. Setiap peran membutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha. Pertumbuhan tidak datang bersama gaji pertama, melainkan dengan ketekunan," ujar Priyavashini dikutip dari NDTV via Kompas.

Unggahan Priya ini pun memunculkan berbagai reaksi pembelaan terhadap keputusan karyawan, kritik terhadap praktik PHK mendadak oleh perusahaan, hingga pertanyaan soal etika pemberi kerja.

Dari isu loyalitas karyawan hingga realitas pasar kerja, kolom komentar menjadi ajang adu argumen berbagai sudut pandang. Terlepas dari polemik karyawan menerima gaji lalu resignmuncul pertanyaan bagaimana etika mengundurkan diri atau resign dari perusahaan.

Mengapa Etika Pengunduran Diri Penting?

Mengundurkan diri adalah tindakan yang memengaruhi banyak pihak seperti atasan, rekan kerja, klien atau stakeholder yang tergantung pada pekerjaanmu, hingga proses internal perusahaan.

Sehingga bertindak etis saat mengundurkan diri bukan hanya soal 'kenyamanan pribadi' melainkan tanggung jawab profesional untuk meminimalkan dampak negatif pada orang lain dan menjaga reputasi jangka panjang yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada peluang kariermu di masa depan.

Baca Juga: Perempuan Kerja Bisa Mencairkan Saldo JHT Tanpa Resign, Bagaimana Caranya?

Etika Mengajukan Resign dari Tempat Kerja

1. Persiapan Matang

Sebelum mengucapkan niatmu secara formal, penting untuk meninjau kembali kontrak kerja, kebijakan perusahaan terkait masa pemberitahuan, hingga akumulasi cuti yang mungkin belum kamu ambil.

Jika kamu mengambil langkah semberono, hal ini justru bisa berujung pada sengketa hukum atau malah kehilangan hak sebagai pekerja. Selanjutnya, buat rencana kapan kamu akan menyerahkan surat resign dan bertemu atasan.

2. Waktu dan Cara Memberitahu Atasan

Memberi tahu kapan kamu akan mundur dari perusahaan menjadi hal yang tak kalah penting. Biasanya, pengunduran diri perlu disampaikan secara langsung pada atasan, bukan melalui pesan seperti WhatsApp.

Jika secara online, kamu dan atasan bisa melakukan video tatap muka. Berikutnya, sampaikan secara jujur namun diplomatis.

Biasanya, perusahaan membutuhkan one month notice sebelum kamu benar-benar meninggalkan perussahaan. Semua ini dilakukan untuk menghormati struktur dan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.

3. Susun Surat Pengunduran Diri yang Benar

Surat pengunduran diri harus singkat, jelas, dan profesional, berisi pernyataan pengunduran diri, tanggal efektif terakhir bekerja.

Hindari menyusun surat pengunduran diri yang bertel-tele atau terkesan informal. Pasalnya, surat pengunduran diri yang kamu ajukan akan menjadi arsip perusahaan.

Baca Juga: Layoff di Mana-Mana, Apakah Harus Menunggu PHK atau Resign Duluan?

(*)