Banyak “pemburu diskon” akhirnya menimbun stok yang nggak pernah dipakai—mulai dari mie instan sampai sabun cuci piring bertumpuk di gudang. Selain menghabiskan ruang, waktu yang dipakai untuk berburu kupon pun kadang nggak sepadan dengan hasilnya. Ingat, beli barang murah yang tidak dibutuhkan sama dengan tetap buang uang.
3. Menunda Perawatan Barang Penting
Biar irit, kamu menunda ganti oli, nggak segera servis AC rumah, atau mengabaikan genteng bocor karena “masih bisa dipakai”. Sekilas terasa hemat, tapi efeknya bisa jadi bencana finansial.
Kerusakan kecil yang dibiarkan bisa bikin biaya perbaikan membengkak berkali lipat. Oli telat ganti bisa bikin mesin jebol, atap bocor bisa merusak plafon dan perabot, dan AC yang dibiarkan rusak bisa makan biaya jutaan.
Lebih baik sisihkan sebagian penghasilan—meski sedikit—untuk perawatan rutin. Anggap saja ini investasi agar nggak keluar biaya besar di masa depan.
4. Nekat DIY Padahal Tidak Ahli
Lihat video tutorial di YouTube memang bikin semuanya terlihat gampang. Tapi kenyataannya, nggak semua hal bisa dikerjakan sendiri. Kalau salah pasang kabel listrik, pipa bocor, atau salah perbaiki mesin motor, ujung-ujungnya malah keluar biaya lebih besar untuk membetulkan kesalahan itu.
DIY memang bisa menghemat kalau kamu punya keahlian dan peralatan yang tepat. Tapi kalau belum pernah coba dan risikonya tinggi, mending bayar tenaga profesional. Kadang bayar sedikit lebih mahal di awal justru lebih murah dibanding memperbaiki kerusakan akibat kesalahan sendiri.
5. Menekan Semua Pengeluaran Kecil
Baca Juga: Liburan Hemat Tapi Berkesan Tanpa Bikin Kantong Jebol, Ini Tipsnya
Ada orang yang menghapus semua “kenikmatan kecil” demi berhemat—nggak pernah ngopi di luar, nggak pernah makan di warung favorit, bahkan nggak pernah nonton bioskop.
Memang pengeluaran jadi minim, tapi kalau hidup terasa terlalu menekan, biasanya akan ada momen “balas dendam” dengan belanja besar-besaran.
Para ahli keuangan bilang, kamu tidak akan jadi kaya cuma karena berhenti beli kopi. Kuncinya adalah mengatur pengeluaran besar seperti rumah, kendaraan, atau cicilan. Kalau yang besar sudah terkendali, kamu tetap bisa menikmati jajan kecil tanpa rasa bersalah.
Kesimpulannya, hemat itu penting, tapi harus cerdas. Hitung semua biaya, termasuk waktu, tenaga, dan risiko. Jangan sampai penghematan yang kelihatannya cerdas justru jadi lubang keuangan yang nggak disadari.
(*)