Menciptakan Lingkungan Ramah Ibu Menyusui Sesuai Rekomendasi WHO

Arintha Widya - Jumat, 1 Agustus 2025
Menciptakan lingkungan yang ramah ibu menyusui
Menciptakan lingkungan yang ramah ibu menyusui freepik

Konsistensi dalam memberikan pesan yang sesuai dengan pedoman dan standar internasional sangat diperlukan agar tidak membingungkan ibu yang sedang belajar menyusui bayinya.

3. Dukungan Pasca-Pulang dari Fasilitas Kesehatan

Dukungan terhadap ibu menyusui tidak boleh berhenti setelah mereka pulang dari rumah sakit. Perencanaan pemulangan perlu dikoordinasikan dengan baik, sehingga ibu dan bayi tetap bisa mengakses layanan konseling menyusui dan dukungan lanjutan di komunitas. Tanpa dukungan yang berkelanjutan, risiko gangguan dalam praktik menyusui akan meningkat.

4. Penerapan Rooming-In dan Kontak Ibu-Bayi

Salah satu cara efektif untuk mendukung keberhasilan menyusui adalah dengan mengizinkan ibu dan bayi untuk tetap bersama di ruang perawatan selama 24 jam (rooming-in). Ini memungkinkan inisiasi menyusui dini dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan anak. Kecuali dalam kondisi medis tertentu yang memerlukan pemisahan, rooming-in sebaiknya menjadi kebijakan standar.

5. Konseling tentang Menyusui Sejak Masa Kehamilan

Dukungan menyusui idealnya dimulai sejak masa kehamilan. Fasilitas kesehatan yang memberikan layanan antenatal (pra-persalinan) perlu memberikan informasi kepada ibu hamil dan keluarga mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar. Dengan persiapan sejak dini, ibu akan lebih siap dan percaya diri dalam menjalani proses menyusui setelah melahirkan.

Mewujudkan lingkungan yang ramah ibu menyusui bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi menjadi tugas bersama antara sistem pelayanan kesehatan, tenaga medis, dan komunitas.

Dukungan struktural, kebijakan yang berpihak, serta edukasi yang konsisten akan menjadi pondasi kuat bagi keberhasilan menyusui. Dengan menciptakan sistem yang ramah menyusui, kita turut berkontribusi pada terciptanya generasi yang lebih sehat dan kuat.

Baca Juga: 4 Langkah Meningkatkan Perlindungan Ibu Menyusui di Indonesia

(*) 

Sumber: WHO
Penulis:
Editor: Arintha Widya