Kebijakan baru lainnya adalah sistem ujian berbasis CAT (Computer Assisted Test) yang tetap digunakan, namun, memungkinkan peserta untuk mengulang hanya bagian tes yang belum memenuhi passing grade. Jadi, jika seorang peserta gagal di satu subtes—misalnya Tes Wawasan Kebangsaan (TWK)—ia cukup mengulang bagian itu saja, tanpa harus mengulang seluruh tes dari awal.
Kebijakan ini tidak hanya meringankan beban psikologis peserta, tapi juga meningkatkan efisiensi dan akurasi seleksi karena tiap individu bisa fokus memperbaiki kekurangan spesifiknya.
Kuota Formasi dan Pilihan Jabatan Dipersempit
Sistem seleksi CPNS 2025 juga menandai perubahan dalam pengelolaan kuota formasi. BKN menyatakan akan memangkas kuota secara signifikan demi efisiensi anggaran negara. Jika pada tahun sebelumnya pelamar bebas memilih lebih dari dua formasi, maka ke depan pelamar hanya diperbolehkan memilih maksimal dua formasi saja.
Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan fokus peserta dan mengurangi beban sistem seleksi yang selama ini menampung jutaan pelamar dalam satu gelombang ujian.
Teknologi AI dan Big Data untuk Seleksi Lebih Objektif
Salah satu inovasi menarik dari sistem baru ini adalah integrasi teknologi canggih dalam proses seleksi. Sistem 2025 akan didukung dengan AI (kecerdasan buatan) dan big data untuk memantau proses seleksi secara real-time, mengurangi potensi kecurangan, serta meningkatkan transparansi dan objektivitas.
Pendaftaran, verifikasi dokumen, hingga pengumuman hasil seleksi akan dilakukan sepenuhnya secara daring. Hal ini sekaligus menandai pergeseran dari sistem semi-manual yang masih digunakan pada CPNS 2024.
Meski sistem seleksi dirombak, belum ada kepastian jadwal pengangkatan resmi untuk CPNS 2025. Situasi ini mengingatkan pada CPNS 2024, di mana pengangkatan ditunda hingga Oktober 2025, dan peserta hanya menerima 80% dari gaji awal karena belum dilantik.