Parapuan.co - Kawan Puan, memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah fase transisi besar bagi anak perempuan. Pasalnya masa ini tidak hanya ditandai oleh perubahan fisik akibat pubertas, tetapi juga oleh tantangan emosional dan sosial yang semakin kompleks.
Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam membekali anak dengan keterampilan hidup yang esensial agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan tangguh. Mengutip The Every Mom, berikut ini hal penting yang perlu diajarkan kepada anak perempuan sebelum masuk SMP!
1. Berani Mengungkapkan Pendapat dan Meminta Bantuan
Ajarkan anak untuk berani menggunakan suaranya. Ia perlu tahu bahwa perasaan, ide, dan opininya penting. Kemampuan untuk berkata "tidak" saat merasa tidak nyaman, menyampaikan pendapat dalam diskusi kelas, atau meminta bantuan saat kesulitan di sekolah adalah bentuk kemandirian emosional yang penting diasah sejak dini.
2. Mengelola Pertemanan dengan Sehat
Dunia pertemanan menjadi lebih kompleks di masa SMP. Bantu anak mengenali ciri pertemanan yang sehat—teman yang mendukung dan memotivasi, bukan yang menyebarkan drama atau membuatnya merasa tidak berharga. Selain itu, ajarkan pula cara menjadi teman yang baik: menepati janji, bersikap baik, dan peduli pada orang lain, termasuk yang mungkin terlihat penyendiri.
3. Menghadapi Tekanan Teman Sebaya dan Menetapkan Batasan
Tekanan dari teman sebaya (peer pressure) mulai meningkat di masa remaja. Orang tua bisa membantu anak menyiapkan respons yang natural namun tegas ketika menghadapi situasi tidak nyaman, misalnya dengan candaan atau menyalahkan orang tua ("Maaf, mama nggak izinkan"). Anak juga perlu belajar untuk tidak menjadi sosok yang memaksa atau menekan teman lainnya.
4. Mengatur Waktu dan Menjaga Keteraturan
Baca Juga: 10 Aturan Interaksi Ayah dengan Anak Perempuan, Tetap Jaga Batasan
Tugas sekolah akan semakin banyak dan kompleks di SMP. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan anak cara menggunakan planner, membuat daftar tugas, dan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Bangun rutinitas setelah pulang sekolah agar anak terbiasa menyelesaikan tanggung jawab dengan stres minimal.
5. Menggunakan Gawai dan Media Digital Secara Bertanggung Jawab
Jika anak sudah memiliki ponsel, ajarkan pentingnya penggunaan digital yang aman. Bicarakan soal risiko seperti perundungan siber, predator online, dan pentingnya menjaga privasi. Tegaskan bahwa apapun yang dikirim melalui pesan—teks atau foto—bisa disimpan selamanya dan disebarluaskan tanpa izin. Ajarkan pula etika berkomunikasi di grup chat dan pentingnya berbicara jika mengalami hal yang mengganggu.
6. Merawat Tubuh dan Memahami Perubahan Fisik
Masuk masa pubertas bisa terasa canggung. Bantu anak memahami cara merawat tubuhnya dengan baik: mandi rutin, memakai deodoran, mencuci muka, dan mengelola jerawat. Bahas secara terbuka tentang menstruasi—dari cara menggunakan pembalut hingga menyiapkan perlengkapan menstruasi di tas sekolah—agar anak tidak panik saat mengalaminya pertama kali.
7. Membangun Rasa Percaya Diri
Masa SMP bisa membuat anak mulai membandingkan diri dengan teman-temannya. Ajarkan anak untuk bangga dengan keunikan dirinya—baik dari selera berpakaian, hobi, hingga cara berpikir. Dorong ia mengikuti aktivitas yang ia sukai agar ia merasa dihargai dan memiliki tempat untuk berkembang. Ini juga bisa membantunya menemukan komunitas yang positif.
8. Belajar dari Kesalahan dan Mengelola Kekecewaan
Tak semua hal akan berjalan mulus. Mungkin ia gagal dalam seleksi ekskul atau mendapat nilai buruk. Ajarkan bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan peluang untuk belajar. Bantu ia memahami feedback dari guru, mengevaluasi metode belajar, dan mencari dukungan jika perlu. Anak perlu tahu bahwa yang terpenting adalah kemampuan untuk bangkit, bukan menjadi sempurna.
Persiapan mental dan emosional sangat penting sebelum anak perempuan memasuki masa remaja di jenjang SMP. Dengan membekalinya berbagai keterampilan di atas, orang tua tidak hanya melindungi anak dari risiko negatif, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, empatik, dan percaya diri. Ingat, bimbingan terbaik datang dari hubungan yang terbuka, penuh kasih, dan komunikasi dua arah yang hangat.
Baca Juga: Apa yang Harus Diajarkan ke Anak Perempuan tentang Tubuh, Emosi, dan Batasan?
(*)