Kurangnya kesadaran dan minimnya edukasi membuat banyak pasien tidak menyadari bahwa gejala yang mereka alami bisa jadi merupakan sinyal dari kondisi sistemik yang lebih kompleks.
Kawan Puan, autoimun sendiri adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi, justru menyerang jaringan sehat tubuh sendiri.
Ketika ini terjadi pada kelenjar eksokrin, seperti kelenjar air mata, bisa menimbulkan peradangan kronis dan penurunan produksi air mata sehingga menyebabkan mata kering.
Sindrom Sjogren menjadi salah satu contoh paling umum, yakni ketika sistem imun menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur, sehingga penderitanya bisa mengalami mata kering sekaligus mulut kering secara bersamaan.
Selain Sindrom Sjogren, penyakit autoimun lain juga dapat memicu mata kering, seperti lupus, rheumatoid arthritis (RA), dan scleroderma. Keempatnya dapat menyebabkan inflamasi sistemik yang turut berdampak pada permukaan mata.
"Dalam banyak kasus, gejala awal penyakit autoimun sering kali muncul dalam bentuk yang tidak spesifik. Salah satunya, timbulnya mata kering. Karena itu, kolaborasi multidisiplin antara dokter mata dan dokter penyakit dalam menjadi sangat penting untuk mengenali pola-pola peradangan sistemik sejak dini," ujar DR. Dr. Laurentinus Aswin Pramono, M.Epid, SpPD-KEMD.
Melihat kompleksitas penyebab dan dampak mata kering, terutama yang terkait dengan gangguan sistemik seperti autoimun, penanganannya jelas memerlukan lebih dari sekadar solusi pereda sementara.
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh yang tidak hanya mengatasi gejala, tetapi juga menggali dan memahami kondisi mendasar yang menyebabkannya.
Baca Juga: Mengenal Mata Berair atau Epiphora, Penyebab hingga Cara Mencegahnya
(*)