Parapuan.co - Tidak ada anak yang suka ditolak, seperti tidak diajak bermain, tidak dipilih dalam kegiatan kelompok, dikritik teman, dan sebagainya. Tapi bagi anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), penolakan kecil bisa terasa seperti pukulan besar. Kondisi ini dikenal sebagai Rejection Sensitive Dysphoria (RSD), yakni reaksi emosional yang sangat kuat terhadap penolakan, kritik, atau ejekan—baik yang nyata maupun yang mereka sangka/rasakan sebagai penolakan.
Meski belum masuk dalam buku panduan diagnosis resmi seperti Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), RSD diakui banyak ahli sebagai bagian dari pengalaman emosional yang dialami anak dengan ADHD, sebagaimana merangkum Today's Parent.
"Sepertiga pasien dewasa saya menyebut bahwa RSD adalah bagian paling mengganggu dari ADHD yang mereka alami," kata Dr. William Dodson, psikiater spesialis ADHD dari Amerika.
Seperti Apa RSD Terjadi?
Menurut psikoterapis Shlomo Radcliffe, RSD bisa terasa seperti sakit fisik. "Saat energi emosional itu datang, sulit bagi mereka untuk memikirkan hal lain. Mereka merasa sangat sedih, sangat terluka," ujarnya.
Gejala RSD pada anak dapat terlihat dari:
- Cepat merasa tidak disukai oleh teman-teman.
- Sangat sensitif terhadap komentar atau kritik kecil.
- Menarik diri dari pergaulan karena takut ditolak.
- Sakit perut atau kepala karena stres sosial.
- Perfeksionisme dan ledakan emosi karena kesalahan kecil.
Michelle Lavergne, pekerja sosial dari The Well Parents Centre, mengatakan bahwa anak dengan RSD kerap dianggap “baik-baik saja” oleh guru, padahal mereka menyimpan ketakutan besar. "Komentar sepintas dari guru bisa terasa seperti tamparan keras bagi mereka," jelasnya.
Mengapa Anak dengan ADHD Rentan RSD?
ADHD berkaitan dengan kesulitan mengatur fungsi eksekutif, seperti mengelola waktu, fokus, dan kontrol impuls. Akibatnya, anak sering mendapat koreksi dari guru atau teman. Koreksi-koreksi itu—meski tidak selalu kasar—bisa ditafsirkan sebagai penolakan dan memperkuat rasa tidak berharga.
Baca Juga: Tak Perlu Malu, Ini Cara Mengatasi ADHD Dewasa Seperti Dialami Fuji yang Viral di TikTok