Parapuan.co - Di tengah tantangan globalisasi, digitalisasi, dan ketimpangan ekonomi yang semakin nyata, kesadaran akan pentingnya pajak sebagai tulang punggung pembangunan negara menjadi hal penting. Di sinilah, peran pendidikan pajak harus ditanamkan sedini mungkin, tidak hanya melalui institusi formal, tetapi juga melalui lingkungan keluarga.
Dalam konteks ini, perempuan khususnya seorang ibu memegang posisi sentral yang sangat strategis dan tak tergantikan. Sebab, dari tangan perempuanlah karakter, nilai, dan kebiasaan seorang anak dibentuk, termasuk pemahaman mereka tentang kewajiban bernegara seperti membayar pajak.
Mungkin kamu belum pernah benar-benar memikirkan sejauh apa peran seorang ibu dalam membentuk kesadaran pajak anak-anaknya. Apabila dicermati lebih dalam, proses pembentukan karakter sadar pajak justru berakar pada hal-hal sederhana yang dilakukan setiap hari di rumah.
Misalnya, saat ibu menjelaskan alasan kenapa harga barang di toko berbeda-beda karena sudah termasuk pajak, ketika ibu menunjukkan struk belanja yang mencantumkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), atau bahkan saat ibu menanamkan nilai kejujuran dalam bermain dan belajar.
Merujuk dari laman This Day Live, perempuan yang memiliki pemahaman baik tentang pentingnya pajak akan mampu menjadi agen literasi pajak efektif dalam keluarga.
Ketika kamu, sebagai seorang ibu, memahami bahwa pajak berperan penting dalam membiayai pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial, maka kamu akan lebih mudah menyampaikan hal ini secara sederhana dan menyentuh kepada anak-anak.
Tak hanya itu, perempuan juga mampu menanamkan sikap antikorupsi sejak dini melalui pendekatan nilai dan moral yang berkelanjutan. Anak-anak yang dibiasakan melihat ibunya jujur dalam urusan rumah tangga, tidak berlebihan dalam pengeluaran, serta disiplin dalam membayar tagihan atau pajak rumah, akan tumbuh dengan karakter kuat dan kesadaran tinggi terhadap pentingnya transparansi serta kontribusi sosial.
Mengapa Perempuan Memegang Peran Kuci dalam Mendidik Generasi Sadar Pajak?
Perempuan adalah Pendidik Pertama
Baca Juga: WHO Dorong Kenaikan Pajak Minuman Manis, Alkohol, dan Rokok untuk Turunkan Risiko Penyakit
Sejak seorang anak lahir ke dunia, sosok pertama yang dikenalnya adalah ibunya. Dalam berbagai fase perkembangan awal, baik dari segi kognitif, sosial, hingga moral anak sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh ibunya.
Maka, ketika seorang ibu memahami pentingnya peran pajak bagi keberlangsungan negara dan mampu menyampaikannya kepada anak-anak dengan bahasa sesuai usia, benih-benih kesadaran pajak akan mulai tumbuh secara alami dalam diri generasi muda.
Perempuan Memiliki Kecenderungan Komunikatif dan Empatik
Perempuan pada umumnya memiliki kecakapan komunikasi yang lebih kuat dalam menyampaikan informasi secara empatik, persuasif, dan menyentuh sisi emosional anak.
Hal ini menjadi modal penting dalam menanamkan pemahaman yang mungkin terasa rumit bagi anak, seperti konsep pajak.
Lewat pendekatan yang personal dan kontekstual, ibu bisa menjelaskan bahwa membayar pajak adalah bentuk kontribusi nyata untuk membangun sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan berbagai fasilitas umum.
Mendidik anak agar menjadi warga negara yang sadar dan taat pajak bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah semata. Perempuan, terutama ibu, punya peran sentral dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sejak dini.
Dari perempuan yang sadar pajak, akan lahir generasi emas yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, rasa tanggung jawab, dan kesadaran sosial yang tinggi.
Baca Juga: Simak, Kelompok Individu yang Wajib dan Tidak Wajib Lapor Pajak Online
(*)