5 Hal yang Sering Terlewat saat Mengelola Keuangan dengan Sistem Amplop

Arintha Widya - Senin, 14 Juli 2025
Kesalahan mengelola keuangan dalam sistem amplop yang perlu dihindari.
Kesalahan mengelola keuangan dalam sistem amplop yang perlu dihindari. Douglas Cliff

Parapuan.co - Metode anggaran cash-stuffing atau sistem amplop uang tunai banyak digunakan sebagai cara sederhana mengelola keuangan pribadi secara lebih disiplin. Konsepnya sederhana, yaitu mengalokasikan uang tunai ke dalam amplop-amplop berdasarkan kategori pengeluaran seperti sewa, belanja bulanan, hiburan, dan lain-lain. Saat uang di dalam amplop habis, pengeluaran pun otomatis berhenti.

Namun, meski terlihat efektif dan membumi, metode ini ternyata menyimpan sejumlah jebakan yang bisa membuatmu justru kehilangan uang, bukannya menghemat. Menurut Fred Harrington, seorang pakar keuangan dari platform investasi Vetted Prop Firms, banyak pengguna sistem amplop yang tidak menyadari kesalahan-kesalahan mereka.

Memangnya apa saja kesalahan tersebut? Simak informasi yang merangkum Your Tango di bawah ini agar kamu bisa menghindarinya jika menggunakan metode penganggaran serupa!

1. Nilai Uang Menurun Saat Hanya Disimpan di Amplop

Menyimpan uang tunai terlalu lama di rumah tanpa digunakan atau diinvestasikan membuat nilainya tergerus inflasi. Apalagi jika uang tersebut sebenarnya bisa ditempatkan di rekening tabungan berbunga tinggi. Misalnya, menyimpan Rp30 juta dalam amplop selama setahun bisa membuatmu kehilangan potensi bunga ratusan ribu rupiah. Ini adalah "uang yang hilang diam-diam", menurut Fred Harrington.

2. Risiko Keamanan yang Besar

Uang tunai tidak memiliki perlindungan seperti dana yang disimpan di bank. Jika terjadi pencurian, kebakaran, atau kehilangan, tidak ada cara untuk mendapatkannya kembali. Salah satu klien Fred Harrington bahkan kehilangan dana belanja sebesar Rp6 juta karena dompetnya dicuri. Bandingkan dengan dana di rekening yang bisa diblokir atau diklaim jika terjadi penipuan.

3. Potensi Denda Keterlambatan dan Biaya Tambahan

Banyak tagihan bulanan seperti listrik, air, internet, atau asuransi tidak bisa dibayar dengan uang tunai. Jika kamu telat menyetor uang ke bank untuk pembayaran otomatis, bisa terkena biaya keterlambatan atau overdraft. Biaya-biaya kecil ini jika dikumpulkan bisa menghapus semua manfaat penghematan dari metode cash-stuffing.

Baca Juga: Bukan Sekadar Teori, Ini Pentingnya Atur Keuangan dengan Metode 50-30-20

Sumber: Your Tango
Penulis:
Editor: Arintha Widya