Parapuan.co - Merapikan rumah memang bisa menjadi kegiatan yang memuaskan. Tapi menjaga rumah tetap rapi? Itu cerita lain. Tak jarang, hanya dalam hitungan hari, bahkan jam kalau kamu punya anak balita, kondisi rumah kembali berantakan, penuh tumpukan barang, mainan dan pernak-pernik berserakan, bahkan permukaan meja yang tak lagi terlihat.
Jika kamu pernah merasa seperti "baru saja beresin dapur, eh, sudah acak-acakan lagi", kamu tidak sendirian. Melansir Real Simple, ternyata ada alasan mengapa rumah sulit untuk tetap terorganisir, dan apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya.
1. Kamu Tidak Melakukan Decluttering (Sortir Barang)
Merapikan bukan berarti sekadar menyimpan semua barang dalam kotak cantik. Tanpa menyortir dan menyingkirkan barang yang tidak perlu, sistem organisasi apa pun akan gagal. Pilah barang yang sudah tidak dipakai, tidak dibutuhkan, atau tidak membuatmu bahagia. Ingat, rumahmu tidak perlu menjadi gudang penyimpanan kenangan yang tak lagi relevan.
2. Terlalu Banyak Hal Dilakukan Sekaligus
Kesalahan umum lainnya adalah mencoba merapikan satu rumah penuh dalam sehari. Alih-alih merasa puas, kamu justru lelah, frustrasi, dan akhirnya tak menyelesaikan apa pun. Cobalah memecah tugas menjadi bagian kecil, misalnya satu laci per hari atau satu ruangan per minggu.
3. Perubahan Hidup yang Besar
Peristiwa besar seperti pindah rumah, punya bayi, atau mulai kerja baru bisa mengacaukan sistem yang tadinya berfungsi baik. Perlu diingat, sistem organisasi perlu disesuaikan kembali setiap kali terjadi perubahan besar dalam gaya hidup.
4. Barang-Barang Tidak Punya "Rumah"
Baca Juga: Catat, 6 Trik Membuat Rumah Terasa Baru Tanpa Perlu Renovasi Besar
Jika kamu sering memindahkan tumpukan barang dari satu tempat ke tempat lain, itu artinya mereka belum punya tempat yang jelas. Semua barang, sekecil apa pun, butuh tempat tetap. Misalnya, surat masuk, baterai, kunci cadangan—semuanya harus punya "rumah" yang konsisten agar tidak berpindah-pindah.
5. Sistem Organisasi Tidak Sesuai Gaya Hidup
Sistem yang terlihat rapi di Pinterest belum tentu cocok untuk kehidupan nyata. Keluarga dengan anak-anak, misalnya, butuh sistem yang cepat, mudah dijangkau, dan fleksibel. Jangan beli kontainer dulu sebelum tahu apa yang sebenarnya perlu disimpan.
6. Terlalu Rumit
Sistem yang terlalu kompleks tidak akan bertahan lama. Jika butuh lebih dari dua detik untuk tahu di mana tempat menyimpan charger, kemungkinan besar sistem itu akan diabaikan. Pastikan penempatan barang logis dan mudah diakses. Misalnya, simpan kertas printer dekat printer, bukan di dapur.
7. Terlalu Fokus pada Estetika
Siapa yang tidak ingin punya dapur secantik feed Instagram? Tapi jika sistem terlalu mengedepankan tampilan tanpa mempertimbangkan fungsi, rumah malah akan kembali berantakan. Organisasi yang baik bukan soal tampil sempurna, tapi soal bagaimana sistem itu mendukung kegiatan harianmu.
8. Ingin Menangani Semuanya Sendiri
Mengorganisir rumah bukan tugas satu orang. Ajak seluruh anggota keluarga untuk ikut menjaga sistem yang telah dibuat. Bahkan anak kecil bisa diajak membereskan mainan jika wadahnya sudah diberi label atau gambar. Jika merasa kewalahan, pertimbangkan untuk minta bantuan dari profesional—mereka punya cara objektif dan solusi kreatif yang mungkin tidak kamu lihat.
Baca Juga: Serangga Lebih Sering Masuk Rumah Saat Cuaca Panas, Ini Cara Mencegahnya
(*)