Parapuan.co - Di era digital yang semakin canggih, anak-anak kini tumbuh dengan teknologi sebagai bagian dari keseharian mereka. Namun, akses ke dunia maya tidak selalu aman, terutama bagi anak-anak yang belum memiliki kemampuan untuk membedakan mana konten yang bermanfaat dan mana yang membahayakan.
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 17 Tahun 2025 menegaskan pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak saat berselancar di dunia digital. Pendekatan orang tua dalam mendampingi anak juga tidak bisa disamaratakan.
Anak-anak dengan usia berbeda memerlukan strategi pengawasan dan pendampingan yang berbeda pula. Berikut tips yang bisa diterapkan berdasarkan kelompok usia anak seperti dikutip dari Instagram resmi Kementerian Komunikasi dan Digital!
Untuk Anak di Bawah 13 Tahun: Pendampingan Aktif dan Edukasi Dasar
Anak usia dini sangat rentan terhadap pengaruh buruk dari internet. Pendampingan secara langsung dan edukasi dasar sangat penting dilakukan, di antaranya:
- Dampingi setiap kali anak screen time
Jangan biarkan anak menonton atau bermain gadget tanpa pengawasan. Kehadiran orang tua memungkinkan respons cepat jika muncul konten yang tidak sesuai.
- Gunakan filter konten
Aktifkan fitur kontrol orang tua (parental control) pada perangkat digital dan aplikasi yang digunakan untuk menyaring konten tidak layak.
- Batasi akses terhadap transaksi online
Anak mudah tergoda untuk membeli item dalam game atau aplikasi. Pastikan tidak ada akses langsung ke metode pembayaran.
- Ajarkan anak mengenali risiko online
Mulai dari cyberbullying, penipuan digital, hingga predator online. Gunakan bahasa yang sederhana dan contoh nyata agar mudah dipahami.
Baca Juga: Wacana Batasan Usia Mengakses Media Sosial, Bagaimana Implementasinya Nanti?
- Biasakan anak untuk bercerita
Dorong anak agar terbuka dan tidak takut menceritakan pengalaman buruk yang ditemui saat online.
- Bantu report konten negatif
Libatkan anak saat melaporkan konten berbahaya agar mereka tahu bahwa tindakan tersebut penting untuk keselamatan bersama.
- Hindari aplikasi pengumpul data pribadi
Pilih aplikasi yang ramah anak dan tidak meminta data pribadi secara berlebihan.
Untuk Remaja Usia 13–16 Tahun: Pendekatan Dialog dan Kepercayaan
Saat anak beranjak remaja, pendekatannya harus lebih menghargai kemandirian mereka, tanpa melepas tanggung jawab sebagai orang tua:
- Bangun lingkungan yang aman untuk bercerita
Jangan menghakimi saat anak bercerita. Dengarkan terlebih dahulu agar mereka merasa didengar dan dipercaya.
- Diskusikan dan negosiasikan screen time
Ajak anak menetapkan batasan penggunaan gadget bersama-sama. Libatkan mereka agar merasa dihargai.
- Berikan rekomendasi platform yang aman dan edukatif
Tunjukkan bahwa dunia digital bisa menjadi tempat yang produktif, seperti menggunakan aplikasi belajar, coding, atau desain.
- Ajarkan pentingnya melaporkan konten negatif
Remaja mulai bersosialisasi secara digital. Ajari mereka melaporkan konten atau perilaku tidak pantas dengan bijak.
Baca Juga: Anak Terpapar Media Sosial Sejak Dini, Ketahui Dampak Psikologisnya
- Jadilah teladan digital yang baik
Anak belajar dari orang tua. Bijaklah dalam menggunakan media sosial dan jangan menunjukkan kecanduan gadget.
- Hormati privasi anak
Hindari memata-matai akun media sosial anak. Sebaiknya ajak berdiskusi secara terbuka dan saling percaya.
- Berikan kepercayaan seiring kedisiplinan
Jika anak menunjukkan tanggung jawab dan disiplin, beri ruang untuk mereka mengeksplorasi dunia digital secara mandiri.
Menjadi Pendamping yang Adaptif dan Peduli
Mengawasi anak di dunia digital bukan berarti membatasi kreativitas mereka. Justru, dengan bimbingan yang tepat, anak bisa tumbuh menjadi pengguna internet yang cerdas, kritis, dan bertanggung jawab.
Ingat, beda usia, beda pendekatan. Yang terpenting, tetap jaga komunikasi yang terbuka dan penuh empati agar anak merasa aman dan didukung, kapan pun dan di mana pun mereka menjelajahi dunia maya.
Baca Juga: Bagaimana Cara agar Anak Tetap Aman saat Menggunakan Media Sosial? Ini Tipsnya
(*)